Expo Produk Kompetensi & Job Fair SMK 2015 di Auditorium SMA Taruna Nusantara Magelang

oleh -1,121 kali dibaca

MAGELANG – Sebanyak 120 juta tenaga kerja Indonesia berpendidikan terakhir di bawah SMA. Bahkan sekitar 78 juta di antaranya hanya lulusan SD dan SMP. Selain tingkat pendidikan, kualitas lulusan masih di jauh dari yang diharapkan. Sehingga program wajib belajar sembilan tahun harus semakin digencarkan agar ke depan gerakan wajib belajar 12 tahun dapat terwujud.

“Sekarang menyekolahkan hingga SMA itu masih banyak yang belum mampu. Karena wajib belajar sembilan tahun saja kita belum optimal. Tapi ke depan tidak boleh seperti ini, harus ada pencanangan wajar 12 tahun,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan saat memberi sambutan pada pembukaan expo produk kompetensi dan job fair SMK 2015 di Auditorium SMA Taruna Nusantara Kota Magelang, Selasa (28/7).

Ia mengatakan, wajib belajar hingga SMA atau sederajad hingga kini belum ada undang-undangnya. Namun jika ada daerah yang mempunyai gerakan wajib belajar 12 tahun seperti di Provinsi Jateng maka Kementerian Pendidikan.pasti akan mendukung.

Menurut Anies, salah satu tantangan dunia pendidikan adalah menyeimbangkan dua aspek. Aspek pertama adalah pendidikan bukan untuk persiapan bekerja namun membentuk karakter dan aspek kedua, pendidikan menjadikan orang mampu hidup mandiri atau bisa memenuhi kebutuhannya sesuai tantangan zaman.

“Salah satu kegiatan menyangkut aspek kemampuan dan kemandirian pelajar adalah pameran teknologi dan job fair atau bursa kerja. Kegiatan ini merupakan forum mencocokkan apa yang dipelajari di sekolah dengan apa yang dibutuhkan dunia usaha. Kita harus dorong job fair sebagai tradisi,” katanya.

Melalui kegiatan yang diikuti belasan SMK dari berbagai kabupaten dan kota ini, lanjut dia, para lulusan SMK bisa hidup mandiri, meraih cita-cita, dan mengembangkan apa yang sudah dipelajari selama di bangku sekolah. Selain itu, mereka bisa berkarya sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki. Setiap karya menjadi potret diri mereka.

“Berproduksi di pelosok daerah tidak jadi masalah yang penting hasilnya mendunia. Silakan berkarya di mana saja tapi standarnya internasional. Saya berharap SMK menjadi contoh generasi berbudi pekerti luhur. Kita sama-sama memajukan pendidikan, dan dimulai dari sini dari Jawa Tengah,” tandasnya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo menjelaskan dunia pendidikan Indonesia membutuhkan adanya sinergitas gagasan pikiran akademisi, bisnis, dan government (ABG). Jika tiga unsur tersebut dapat bersinergi, maka berbagai produk anak bangsa terutama SMK, berpeluang dipakai, dihargai, dan layak mendapatkan proteksi, kemudian diproduksi massal. Apalagi melihat beragam teknologi yang dipamerkan pelajar SMK yang berlangsung hingga Kamis (30/7), sudah saatnya pihak-pihak terkait turut andil menyempurnakan karya mereka. Termasuk melibatkan perguruan tinggi dan pelaku usaha.

“Saya sudah meminta kepada beberapa rektor salah satunya UGM, supaya hasil riset yang tersimpan di perpustakaan perguruan tinggi dikeluarkan. Sehingga produk produk hasil intelektualitas dapat diproduksi,” katanya.

Pada kegiatan expo produk kompetensi dan job fair SMK tahun 2015 bertema ‘Kita Bangun Terus Generasi Unggul Berkarakter dan Berdaya Saing Seiring Dinamika MEA itu, gubernur menyampaikan Jateng siap melaksanakan program wajib belajar 12 tahun. Program tersebut salah satu upaya meningkatkan kualitas generasi muda bangsa. (HJ)

KOMENTAR SEDULUR ISK :