,

Falah, Santri 10 Tahun Jadi Khotimin Termuda di Haflatul Hidzaq ke-32 PTYQA Kudus

oleh -893 kali dibaca
Falah Syujja'il Haq (Depan Baris keempat dari kiri) santri termuda yang berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 juz. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Sebanyak 24 santri khotimin di Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak (PTYQA) yang berlokasi di Desa Krandon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, resmi diwisuda dalam acara Haflatul Hidzaq ke-32 pada Senin pagi (23/12/2024). Acara ini merupakan bentuk syukur atas keberhasilan mereka menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz.

Wisuda yang digelar di Aula Ponpes Yanbu’ul Qur’an Pusat, Kajeksan, Kudus, berlangsung dengan khidmat. Rangkaian kegiatan dalam acara ini meliputi Qashidah Sanad, Pembukaan, Khatmil Qur’an, Tahlil dan Doa, Sanadan, Mauidhoh Hasanah, Sambutan.

Ketua panitia, Muhammad Sufyan Atstsauri, menjelaskan jika 24 santri yang diwisuda berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan telah melewati serangkaian ujian hafalan sebagai syarat untuk mengikuti Haflatul Hidzaq. Mayoritas santri yang diwisuda masih berstatus siswa kelas 4, 5, dan 6 MI Yanbu’ul Qur’an.

Salah satu prestasi mencolok pada acara tersebut adalah keberhasilan Falah Syujja’il Haq, santri termuda yang berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz. Falah, yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat, lolos tes awal 2024, waktu itu berusia 10 tahun (kelas IV) dan saat berlangsung Haflatul Hidzaq dirinya duduk di kelas V MI Yanbu’ul Qur’an, berhasil dan memperoleh predikat khotimin termuda dalam wisuda tahun ini.

KH. Ulin Nuha Arwani, dalam prosesi baiat dan pemberian sanad, berpesan kepada para santri agar selalu bersyukur atas karunia Allah SWT. Menurutnya, kemampuan menghafal Al-Qur’an adalah anugerah besar yang harus dijaga dan terus dikembangkan.

“Ini adalah awal perjalanan. Hafalan harus terus dipelihara, tidak hanya dengan memperbaiki bacaan (tahsin tilawah), tetapi juga memahami tajwid dan aturan-aturan lainnya,” ujar KH. Ulin, yang merupakan putra pertama pengasuh Yayasan Arwaniyyah, KH. Muhammad Arwani Amin.

Abah Yai Ulin juga mengingatkan agar para santri tidak menggunakan hafalan Al-Qur’an untuk kepentingan duniawi. “Panjenengan kula baiat, ampun ngantos dipun ginaake kepentingan dunia,” pesannya.

KH. Faza Abdurrabi, mewakili wali santri, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada para kiai dan ustadz yang telah membimbing anak-anak mereka hingga mencapai hafalan 30 juz.

“Alhamdulillah, anak-anak kami yang masih berusia di bawah 12 tahun telah menjadi pewaris Al-Qur’an. Kami memohon maaf jika ada kesalahan dari putra-putri kami selama menuntut ilmu. Semoga Allah meridhoi setiap langkah mereka,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Ponpes Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak (PTYQA), KH. Ahmad Ainun Na’im, berpesan agar para santri menjaga akhlak dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. “Predikat hamilul Qur’an telah melekat pada diri kalian. Jagalah akhlak di manapun berada, dan semoga kalian menjadi ahli Qur’an yang membawa keberkahan di dunia dan akhirat,” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :