Kudus, isknews.com – Festival Dandangan Kudus 2025 resmi dibuka dengan serangkaian acara menarik yang mengangkat kekayaan budaya lokal dan potensi ekonomi daerah.
Selama sepuluh hari, mulai dari 19 hingga 28 Februari, berbagai kegiatan diadakan di sejumlah titik di Kudus, salah satunya yang menarik perhatian adalah pemecahan rekor MURI untuk tarik kretek dan acara Fashion on the Street yang turut meramaikan suasana.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Revlisianto Subekti, saat dikonfirmasi awak media, menjelaskan bahwa Festival Dandangan kali ini memiliki tujuan besar tidak hanya untuk merayakan kebudayaan, tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian UMKM dan memperkenalkan Kudus sebagai kota dengan potensi budaya yang kaya.
“Festival Dandangan tahun ini kita buat lebih besar dan lebih meriah dengan berbagai acara yang melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan. Kami harapkan, ini juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, terutama bagi pelaku UMKM yang terlibat,” ujar Revli, Senin (17/02/2025).
Acara pertama yang sukses menyedot perhatian publik adalah pemecahan rekor MURI untuk tarik kretek yang diikuti oleh lebih dari 1.600 peserta dari berbagai kalangan.
Para peserta, termasuk pelajar, sanggar, dan komunitas, mengenakan pakaian khas Kudus yang menambah semarak acara. Para peserta tidak hanya berpartisipasi dalam menarik kretek, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal Kudus yang khas.
Selain itu, di sepanjang Jalan Sunan Kudus, mulai dari Perapatan Jebel hingga Perapatan Pahit, juga diadakan Fashion on the Street pada tanggal 21 hingga 23 Februari 2025.
Fashion show yang mengangkat tema ‘The Icon of Caping Kalo’ ini melibatkan sejumlah brand terkenal dan desainer lokal yang memadukan unsur tradisional dan modern dalam karya mereka. Dalam acara ini, ribuan warga Kudus turut meramaikan dengan antusias.
Pada tanggal 22 Februari, festival ini melanjutkan serangkaian acara dengan pemecahan rekor MURI untuk tari kretek.
Selama acara berlangsung, sekolah-sekolah di Kudus turut berpartisipasi dengan mengenakan pakaian tradisional dan modern yang menggambarkan kebudayaan Kudus. Para peserta juga semangat dalam mengikuti barisan dan gerakan khas dari Tari Kretek yang dipentaskan pada acara tersebut.
Tidak hanya itu, pada tanggal 23 Februari, Festival Dandangan Kudus juga akan menghadirkan Barongsai, yang akan memeriahkan suasana di sepanjang rute festival.
Revli menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, Pemerintah Kabupaten Kudus berharap dapat mengedukasi masyarakat sekaligus memperkenalkan lebih jauh budaya Kudus kepada pengunjung dari luar daerah.
Salah satu highlight dari Festival Dandangan Kudus tahun ini adalah Car Free Night yang diadakan pada tanggal 19 Februari 2025 di sekitar Alun-alun Kudus.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi polusi dan memberikan ruang bagi masyarakat Kudus untuk menikmati hiburan, seperti pertunjukan seni dan pameran produk fesyen yang diadakan di sana.
Dengan berbagai acara yang melibatkan masyarakat, pelaku seni, dan UMKM lokal, Festival Dandangan Kudus 2025 diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mempromosikan Kudus sebagai kota yang kaya akan tradisi dan budaya, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
“Ini adalah upaya kita untuk mengangkat Kudus di mata dunia, terutama melalui kebudayaan yang sangat kaya dan beragam. Dengan adanya festival seperti ini, kita juga ingin mendukung UMKM dan memberikan kesempatan bagi para pelaku seni untuk menunjukkan karyanya,” tutup Revlisianto Subekti.
Festival Dandangan Kudus 2025 pun diharapkan menjadi agenda tahunan yang semakin berkembang, dengan lebih banyak kegiatan budaya dan ekonomi yang melibatkan masyarakat luas, serta terus menjadi kebanggaan bagi seluruh warga Kudus. (YM/YM)