Kudus, isknews.com – Festival Kaligelis 2025 kembali hadir dengan ragam kegiatan bermuatan sejarah dan budaya yang sarat makna. Bertempat di bantaran Sungai Kaligelis, Desa Langgar Dalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, festival bertajuk “Kretek Pulang ke Rumah” ini menyuguhkan serangkaian acara, mulai dari sarasehan sejarah kretek, bursa tembakau, pertunjukan seni, hingga bazar UMKM.
Deru suara musik rakyat berpadu dengan aroma tembakau khas Kudus, membangkitkan semangat kolektif warga untuk mengenang asal-usul kretek yang telah mendunia dari tanah kecil bernama Langgar Dalem. Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi ruang edukatif dan ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Kepala Desa Langgar Dalem, Muhammad Khairul Amin, mengatakan bahwa festival ini menjadi upaya membumikan kembali sejarah kretek kepada generasi muda. “Kami ingin pemuda mengenal sejarah desanya sendiri. Kretek bukan sekadar industri, tapi identitas,” ujarnya.
Festival yang digelar berkat kolaborasi Pemerintah Desa Langgar Dalem dengan komunitas Republik Tembakau Akar Roemput (RTAR) ini juga menampilkan pameran artefak bersejarah peninggalan Mbah Haji Jamhari—penemu awal rokok kretek—seperti rumah tua, jam antik, dan alat produksi kretek zaman dahulu.
Tak kurang dari 15 pelaku UMKM lokal turut serta memamerkan produk unggulan, seperti olahan tembakau, kuliner khas, dan kerajinan tangan.
Camat Kota Kudus, Andreas Wahyu Setiawan, mengapresiasi penyelenggaraan festival yang disebutnya sarat nilai historis dan berdampak langsung pada pemberdayaan warga.
“Kami bangga dan mendukung penuh. Festival ini bukan hanya ajang budaya, tetapi juga wadah kolaborasi, tukar gagasan, serta penguatan ekonomi lokal berbasis warisan sejarah,” tutur Andreas.
Ia menegaskan bahwa pelestarian warisan kretek bukan semata urusan nostalgia, tetapi bagian dari menjaga identitas Kudus sebagai Kota Kretek. Dengan kembali digelarnya festival di Desa Langgar Dalem untuk ketiga kalinya, masyarakat diingatkan kembali akan pentingnya menjaga akar sejarah.
Festival Kaligelis 2025 pun diharapkan bisa menjadi agenda tahunan yang tak hanya menghibur, tapi juga memperkuat kesadaran sejarah, ekonomi, dan jati diri budaya masyarakat Kudus. (AS/YM)