Filosofi Logo Branding Jawa Tengah “Jateng Gayeng”

oleh -2,630 kali dibaca

Semarang – Jateng Gayeng menjadi branding resmi Jateng untuk mempersatukan beragam perbedaan tanpa meninggalkan akar budaya. Branding yang sarat dengan makna sesuai filosofi Jawa itu, sekaligus bertujuan mempromosikan serta memasarkan berbagai potensi serta produk 35 kabupaten dan kota.

“Jateng Gayeng berarti penuh semangat, berani, tangguh, jujur, terbuka, ramah, menggembirakan, harmonis, dan hangat. Branding ini perlu disosialisasikan agar diketahui masyarakat luas dan mereka merasa memiliki. Kalimat Gayeng akan menjadi pembeda Jateng dengan dengan daerah lain,” terang Sekretaris Tim Pelaksana Lomba Branding Jateng Gayeng Drs Sinoeng N Rachmadi MM dalam dialog interaktif di Studio Mini Kantor Gubernur bertajuk “Jateng Gayeng Mempersatukan Pemimpin dan Rakyat”, Rabu (23/9).

Sinoeng yang juga Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jateng menambahkan branding yang resmi diluncurkan pada acara Pesta Rakyat dalam rangka hari jadi ke-65 Provinsi Jawa Tengah pada Minggu (23/8/2015) di Purwokerto itu, menjadi awal yang baik untuk lebih memajukan Jateng di tingkat regional, nasional, hingga internasional. Dengan branding yang “njawani” tersebut siapapun bisa melakukan sesuatu hal sesuai peran dan tanggungjawabnya tanpa menghilangkan identitas maupun budaya Jawa.

“Sejak kali pertama ditetapkan kemudian diluncurkan, Jateng Gayeng akan terus menggelinding dalam proses sosialisasi dengan berbagai kreativitas. Semua peran kita sinergikan dan kembangkan untuk meningkatkan citra Jateng di berbagai sektor. Semua pihak tidak sebatas mempublikasi namun juga pada apa yang bisa diberikan untuk “menggayengkan” Jateng,” paparnya.

Menurut Anggota Tim Evaluasi Lomba Branding Adi Ekopriyono, selama ini di Indonesia baik provinsi maupun kabupaten dan kota belum ada branding yang bener-benar bermakna sesuai filosofi daerah setempat dan ‘menancap’ atau menjadi slogan yang dikenal, baik dalam maupun luar negeri. Setelah tim melakukan seleksi terhadap lebih dari 200 logo dan tagline Jateng kiriman para peserta lomba, tersaring 30 kemudian mengerucut menjadi dua, salah satunya “Jateng Gayeng”.

“Tantangan kita saat ini mensosialisasikan Jateng Gayeng agar dikenal dan masyarakat merasa memilikinya. Butuh keterlibatan semua pihak untuk nyengkuyung bareng agar kosakata gayeng mudah dikenal dan diingat masyarakat luas. Perlu mensosialisasikan agar Jateng Gayeng menjadi topik pembicaraan oleh siapapun, di manapun dan dalam suasana apapun,” paparnya.

Ia mencontohkan ketika Yogyakarta meluncurkan branding “Jogja Never Ending Asia” hingga dikenal luas karena masyarakat turut terlibat melalui gerakan inovatif dan kreatif. Mulai dari kaos hingga aneka souvenir untuk wisatawan, selalu mencantumkan branding tersebut.

Selain itu, menggerakkan masyarakat supaya turut memiliki sehingga gerak langkahnya seirama. Meskipun, di balik itu beberapa pakar marketing sempat memprotes bahwa istilah gayeng tidak bisa menasional bahkan internasional karena kosakata gayeng adalah bahasa daerah. Tidak semua orang, terutama di luar Jateng, mengetahui artinya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Jateng Heru Isnawan mengatakan strategi kebijakan maupun pembangunan daerah membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sebagai contoh, branding dapat dicetak di kaos, topi, dan pernak pernik lain yang dipasang di hotel maupun tempat-tempat wisata. Di samping itu, dijadikan souvenir supaya orang mudah mengingat dan menjadi kenangan bagi wisatawan yang berkunjung ke Jateng.

“Jateng Gayeng yang berasal dari bahasa Jawa itu lebih asli dan melekat kepada kita. Untuk generasi sekarang lebih asyik lagi. Sekarang era online, sehingga perlu mengumpulkan komunitas blogger, netizen, dan anak-anak muda. Ini sangat perlu diboomingkan di kalangan mereka karena mereka mampu memberikan pengaruh sangat luar biasa,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebuah destinasi wisata tidak hanya menawarkan keindahan alam atau sejarah, namun juga butuh suasana yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, terbuka, ramah, menggembirakan, harmonis, dan hangat. Sehingga, wisatawan merasa nyaman berkunjung ke Jateng.

KOMENTAR SEDULUR ISK :