Bersama Titimangsa, Galeri Indonesia Kaya Hibur Penikmat Seni Pertunjukan “Kaya Berwarna”

oleh -1,371 kali dibaca
Sketsa Musikal Kaya Berwarna

Nasional, isknews.com – Hari ini, Galeri Indonesia Kaya bersama Titimangsa menyajikan sebuah sketsa musikal bertajuk “Kaya Berwarna” ke hadapan para penikmat seni di Auditorium Galeri Indonesia Kaya. Dalam pertunjukan ini penikmat seni juga menyaksikan penampilan dari seniman muda Tanah Air Bukie B. Mansyur serta penampilan dari para penari seperti Elzan Aziz, Michelle Marietta, Jacko Reza, Ridho Fadil, dan Tetez Natalie.

Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengungkapkan, ”Galeri Indonesia Kaya telah hadir dan menyuguhkan beragam pertunjukan menarik sejak 1 dekade yang lalu. Selain menghibur para penikmat seni dengan ragam pertunjukan, Galeri Indonesia Kaya juga telah melahirkan banyak seniman muda dengan beragam talenta melalui berbagai program yang dihadirkan. Sore ini, kami berkolaborasi bersama Titimangsa dalam mengangkat kekreativitasan seniman-seniman muda yang terus berkontribusi pada perkembangan seni dan budaya di Tanah Air. Tak ketinggalan hari ini kami juga menghadirkan Bukie B. Mansyur, yang memulai karirnya dalam dunia seni peran dari salah satu program kami yaitu Serial Musikal Nurbaya. Kami harap penampilan dari para seniman muda dalam pertunjukan ini dapat memberikan semangat bagi penikmat seni yang hadir, terutama generasi muda untuk terus mengolah kemampuan dan kreativitas dalam berkarya.”

Sketsa musikal “Kaya Berwarna” disutradarai oleh Dony Suryatin dan ditulis oleh Yessy Natalia dan Iskandar Muda yang merupakan peserta terpilih dari program kelas Titimangsa 2023 ini, menceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama Galih yang diperankan oleh Bukie B. Mansyur dalam mencari warna untuk sekitarnya. Saat dia sudah mulai menemukan berbagai warna yang menghidupi, sebuah hal besar menghambatnya, tetapi dengan semangat untuk terus berkarya, pemberhentian sejenaknya itu melahirkan wajah baru yang semakin berwarna. Selama kurang lebih satu jam, penikmat seni disuguhkan dengan beragam alunan musik dan tarian yang menghibur dengan semangat kepemudaan untuk beradaptasi dan terus tumbuh dari berbagai situasi, hingga dapat menghasilkan warna yang baru dan menginspirasi.

Happy Salma selaku pendiri Titimangsa mengungkapkan, “ Titimangsa menghadirkan berbagi kelas mulai dari kelas desain panggung, kostum, menulis naskah drama, menulis resensi pertunjukan, manajemen produksi, manajemen panggung, akting, hingga festival kelas (workshop, diskusi, dan pertunjukan) untuk menambah wawasan para peserta yang memiliki minat tinggi dalam dunia seni pertunjukan. Kali ini, para peserta terpilih dari masing-masing kelas berkolaborasi bersama dalam menyuguhkan pertunjukan terbaik ke hadapan para penikmat seni. Semoga sajian kolaborasi ini dapat diterima dengan baik oleh para penikmat seni.”

Bukie B. Mansyur merupakan seorang pemeran, DJ dan produser yang telah menuangkan minatnya pada dunia teater melalui komunitas teater musikal di kampusnya. Di tahun 2021, Bukie terjun ke industri seni peran dengan membintangi Serial Musikal Nurbaya, adaptasi dari novel karya Marah Roesli berjudul Sitti Nurbaya yang tayang di kanal YouTube IndonesiaKaya. Setelah melalui proses audisi secara virtual yang digelar pada Desember 2020, Bukie berhasil mendapatkan peran sebagai pemeran utama bernama Samsul Bahri. Kini Bukie terlibat dalam berbagai produksi web series dan juga film di Tanah Air.  Bukie mengungkapkan, “Ini merupakan kali pertama saya tampil di panggung Auditorium Galeri Indonesia Kaya dan berkolaborasi bersama Titimangsa. Setelah beberapa kali berperan di web series maupun film,  senang tentunya dapat menghibur para penikmat seni secara tatap muka. Semoga penampilan kami dapat menjadi suguhan yang menarik bagi para penikmat seni.”

Titimangsa adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang budaya, khususnya menghidupkan karya sastra ke dalam seni pertunjukan. Kerja Titimangsa sudah tercatat sejak tahun 2006 hingga 2023 ini, Titimangsa sudah mementaskan kurang lebih sebanyak 63 produksi yang sebagian besar merupakan alih wahana dari karya sastra menjadi bentuk lain. Sepanjang perjalanannya, Titimangsa telah bekerja dengan seniman kolaborator lintas media dan profesi. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :