Gelar Baksos, Klinik Mata SMEC Kudus Operasi Ratusan Penderita Mata Katarak

oleh -2,306 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Lebih dari 140 warga penderita katarak mendapat bantuan operasi dari klinik mata SMEC Kudus. Bakti sosial (baksos) operasi katarak dan pengobatan gratis itu bertujuan untuk mengurangi penderita katarak. Sebab, katarak menjadi pemicu utama kebutaan di Indonesia.

Penderita katarak di Indonesia tiap tahunnya semakin meningkat. Dari angka 1 persen pada beberapa tahun yang lalu, pada 2018, penderita katarak meningkat menjadi 1,1 persen.

Hal tersebut tak diimbangi dengan pengobatan untuk penderita katarak karena berbagai faktor, salah satunya biaya. Oleh karena itu, Bupati Kudus H.M. Tamzil mengapresiasi bakti sosial operasi katarak & pengobatan gratis 2019 yang dilaksanakan oleh SMEC berkolaborasi dengan PT. Erela di Klinik Spesialis Mata SMEC, Sabtu (20/07/2019).

Bupati mengapresiasi SMEC yang telah membantu Pemkab Kudus dalam mengurangi penderita katarak. Seperti diketahui, dari jutaan penderita, Selain itu, adanya klinik spesialis mata SMEC di Kudus dapat memberikan alternatif masyarakat Kudus untuk berkonsultasi terkait penyakit mata yang diderita.

Masyarakat Kudus tak perlu jauh-jauh ke Semarang ataupun ke Jakarta untuk berobat dengan kualitas baik, cukup di Kudus. “Saya mengapresiasi adanya klinik spesialis mata SMEC di Kudus. Masyarakat tak perlu jauh-jauh berobat mata ke luar kota,” tuturnya.

Tamzil menilai aksi sosial tersebut bisa menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama. Dia juga mengaku bahwa beberapa bulan lalu ibunya dioperasi karena penyakit katarak.

“Pemerintah juga sudah punya program terkait kesehatan. Melalui call center lapor bupati misalnya, masyarakat bisa melaporkan keluhan apapun termasuk kesehatan setiap saat,” terangnya.

Kedepan, lanjut Tamzil, pihaknya akan mendorong pihak BPJS untuk jemput bola kepada masyarakat yang menderita penyakit katarak. Sebab kesehatan mata merupakan salah satu yang paling utama dalam menjalani kehidupan

Selain warga Kudus, para pasien katarak juga berasal dari beberapa kabupaten di Karesidenan Pati. Siswono (52), salah satu pasien asal Kudus mengatakan, dia telah menderita penyakit katarak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Dia tidak tahu persis penyebab awalnya seperti apa. Tiba-tiba, pandangannya berubah menjadi samar-samar dan lebih sensitif dengan cahaya.

Salah satu doketr spesilis mata, dr. Imsyah Satari mengatakan, pihaknya menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan tujuan untuk membantu penderita katarak yang tidak mampu menjalankan operasi karena keterbatasan biaya.

Menurutnya, sejauh ini di Indonesia dalam satu tahun, terdapat penderita katarak sebanyak 2,5 hingga juta dan terus bertambah satu persen atau 250 ribu penderita katarak setiap tahun. Namun yang sanggup dioperasi hanya sekitar 300 ribu.

“Karena ini kewajiban moral kami sebagai dokter spesialis mata. Kami akan usahakan untuk mengoperasi para pasien dengan peralatan berstandar internasional,” ungkapnya.

Dikatakan, penyakit katarak tidak hanya menyerang orang-orang usia lanjut. Melainkan juga terjadi pada mereka yang masih dalam usia produktif. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.