Gelar Sedekah Bumi dan Haul Cikal Bakal, Warga Ngaringan Klumpit Bagikan Nasi Jangkrik

oleh -2,177 kali dibaca

IMG-20160829-WA0014

Kudus, Isknews.com – Menjaga keselarasan antara manusia dan alam sangatlah penting. Kesadaran atas apa yang Alam sediakan untuk kelangsungan hidup umat manusia harus selalu dipupuk guna menjaga keutuhan alam hayati. Sebagai ungkapan rasa Syukur atas apa yang Tuhan berikan berupa sumber daya alam yang melimpah ruah ini masyarakat Ngaringan Klumpit kecamatan Gebog kabupaten Kudus menggelar sedekah bumi dan Haul Cikal Bakal.

Kegiatan yang berlangsung sejak Senin (29/8) pagi hingga malam ini meliputi penggatian Luwur di Makam cikal bakal dukuh Ngaringan yakni Mbah Proyo Wongso, Khataman Al-Qur’an Bil Ghaib, pembagian nasi jangkrik, pembacaan Tahlil, Khataman Al-Qur’an binnadhor oleh warga Masyarakat dan dan diakhiri pengajian umum. Adapun tempat pelaksanaan dibagi menjadi tiga lokasi yang berbeda. Khataman Al-Qur’an, tahlil dan penggantian luwur bertempat di Makam Mbah Proyo Wongso. Pembagian nasi jangkrik di Madrasah Diniyyah. Sedangkan Pengajian umum berada di Masjid Baitul Adhim. Ketiga lokasi tersebut saling bersebelahan sehingga tidak mempersulit masyarakat untuk mengaksesnya.
Selain melibatkan seluruh masyarakat, unsur pemerintah dan aparat kepolisian juga dilibatkan. Hadir dalam acara tersebut muspika kecamatan Gebog, Kepala Desa Klumpit, Babinsa, Babinkabtibmas dan berbagai perwakilan organisasi kemasyarakatan. Kader Siaga Trantib juga disiagakan untuk membantu kelancaran acara hingga rampung.

IMG-20160829-WA0018
Dalam Haul Mbah Proyo Wongso, Nur Kholis, Ketua Ta’mir masjid Baitul Adhim dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan. “Selain sebagai wujud syukur terhadap Tuhan YME, kegiatan ini merupakan bentuk terima kasih kepada leluhur desa yang telah berjuang menyebarkan agama Islam,” katanya. Ia mengatakan, Mbah Proyo Wongso dan empat sahabatnya yang makamnya berada di pemakaman Sentono merupakan cikal bakal dukuh Ngaringan dan diyakini sebagai tokoh penyebar agama Islam ke desa tersebut.
Pada event haul tahun ini, panitia membagikan nasi jangkrik lengkap dengan bungkus daun Jati kepada masyarakat umum. Ketua panitia, Irfan, menjelaskan jika tahun sebelumnya memang dibungkus dengan kertas pembungkus nasi dikarenakan saat itu sedang musim kemarau sehingga sulit mencari daun Jati. “Daun jati dipilih karena selain ramah lingkungan, cita rasa dan aromanya juga khas,” kata irfan.
Irfan menambahkan, nasi Jangkrik dipilih karena selain cara masaknya yang mudah, nasi ini juga identik dengan nasi yang dibagikan saat buka luwur Kangjeng Sunan Kudus. “ Pembagian nasi buka luwur di Ngaringan ini adalah itba’ (meniru) dengan buka luwur Menara,” kata dia.
Sementara itu dalam taushiyahnya saat pengajian, muballigh yang sekaligus penasehat ta’mir masjid setempat, KH M Noor Shulhan berpesan kepada generasi muda agar tidak melupakan jasa dan sejarah para pendahulu yang telah berjasa menyebarkan agama dengan damai di desa itu. Beliau berharap kegiatan ini dimaknai sebagai bahan renungan bahwa betapa para pendahulu kita menyebarkan agama tanpa kekerasan dan merusak budaya lokal. (AS)

KOMENTAR SEDULUR ISK :