GMPK Bersama Mahasiswa Bahas Tantangan Pemuda di Tahun Politik

oleh -822 kali dibaca
Dokumentasi : ist.

Kudus, isknews.com – Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) bersama SEMA Fakultas Syari’ah IAIN Kudus menggelar Dialog kebangsaan pada di Aula SBSN lantai dua IAIN Kudus, Rabu (5/7/2023).

Dialog tersebut dihadiri oleh  Bendum PB IKA PMII Sudarto dan Demisioner Presiden BEM UMK sekaligus Ketua PC PMII Kudus Sahabat Alvin Rizqia.

Dewasa ini pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki berbagai peran vital dalam perubahan dimasyarakat harus memiliki masifitas dan gerakan konkrit dalam menanggapi isu yang ada termasuk isu mengenai Pemilu 2024.

Pemilu merupakan agenda rutinan yang memiliki impact kehidupan bangsa selam 5 tahun kedepan maka pengawalan, pemahaman akan pentingnya pemilu harus menjadi salah satu fokus utama pemuda yang memiliki peran agent of change dan control utuk mengimplementasikan keilmuan pemuda untuk perubahan bangsa.

Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk mengkonsolidasikan pemuda untuk tidak apatis dan menjaga integritas dan integrasi pemuda untuk menghadapi polarisasi pemilu 2024, sebagai upaya penguatan satu kesatuan oleh pemuda dan mahasiswa.

Dialog kebangsaan yang dilaksanakan oleh Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) Kudus mengajak seluruh elemen mahasiswa dan pemuda di Kudus yang dihadiri 150 peserta

“Kolaborasi Ini merupakan langkah awal yang baik untuk menata kesadaran pemuda dalam pelaksanaan pemerintahan, dan dialog kebangsaan ini merupakan wujud elaborasi pemuda dalam melihat politik” ujar saudara Ilham Ketua Sema Fakultas Syariah

“Dialog ini dilaksanakan dengan tujuan menjadikan wadah bagi pemuda untuk menyampaikan gagasan dan merupakan komitmen GMPK Kudus dalam mengambil langkah konkrit untuk menjaga integritas pemuda dalam pelaksaaan pemilu” ujar Fikri Sonhaji Ketua DPC GMPK Kab Kudus.

Muh. Alvin Rizqiya Demisioner Presiden BEM UMK 2021 menyatakan dalam dialog tersebut bahwa yang perlu di generalisir dalam tema hari ini adalah tentang status quo pemuda, yang mana dalam hal ini Alvin menjelaskan ada dua macam pemuda yaitu Pemuda yang berideologis dan pemuda yang berpolitik praktis.  Namun dengan adanya status quo tersebut tidak menjadikan nilai esensi dalam jati diri pemuda hilang, akan tetapi dua status tersebut merupakan interpretasi personal pemuda ketika menjadi aktifis dan pasca aktifis.

Alvin yang sekaligus Ketum PC PMII Kudus tersebut juga menyebutkan tentang adanya benang antara pemuda idealis dan pemuda yang berpolitik praktis yaitu sama-sama memiliki tujuan untuk menciptakan rasa keadilan dan kesejahteraan untuk kelompoknya, tentu ini merupakan sebuah fenomena kaderisasi pemuda terstruktur dan sistematis yang mana ketika masih berstatus menjadi aktifis, idelogi akan menjadi pisau analisa sebagai alat untuk keberpihakan kepada masyarakat yang tertindas. Kemudian ketika terjun ke dunia politik praktis hal serupa tentang keberpihakannya menjadi lebih leluasa karena tentu sudah masuk kedalam sistem yang mana diharapkan mampu membawa policy brief tersendiri yang seharusnya perlu diperjungkan.

“Kemajuan teknologi yang sangat pesat ini juga mempengaruhi sikap pemuda dalam politik hal ini harus ditanggapi positif oleh para pemuda untuk lebih proaktif untuk mengawal pelaksanaan pemilu karena politik merupakan alat kongkrit untuk mengubah sistem dan mencapai kemaslahatan” Ujar Bapak Sudarto dalam Dialog kebangsaan, beliau juga memaparkan prinsip dan peran pemuda dalam politik,

Dialog ini diselenggarakan untuk menyambut Musyawarah Nasional GMPK sebagai tanda masih banyak pemuda yang masih peduli untuk memberikan pemahaman masalah perpolitikan dikalangan pemuda. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :