Kudus, ISKNEWS.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus bersama Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kudus dan Dinas Ketenagakerjaan Perindustrian Koperasi dan UKM (Disnakerperinkop dan UKM) Kudus menggelar skrining HIV secara serentak.
Kegiatan Yang diikuti buruh dari perusahan di Kudus itu dimulai hari ini, Selasa (10/12/2019) hingga selesai.
Nuryanto, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupatan Kudus berharap dengan adanya ini, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan HIV.
Fenomena gunung es, yang menjadi visualisasi penanganan HIV/AIDS selama ini, harus dituntaskan dengan kegiatan screening. Dengan screening masal ini, pihaknya optimis dapat menjaring para penderita HIV/AIDS untuk segera mendapatkan pengobatan.
Menurut Nuryanto, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari temuan 99 kasus HIV/AIDS baru di Kudus pada tahu 2019 ini. Dengan total kasus dari tahun 2010 – 2019 sebanyak 997 kasus.
“Sebanyak 2020 buruh di Kabupaten Kudus menjalani skrining HIV, Dengan membawa selembar fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat administrasi. Secara bergantian mereka menjalani Rapid Test HIV,” paparnya.
Skrining serentak hari ini dilakukan di tiga tempat. Diantaranya Nikorama Mejobo dengan sasaran 1500 buruh rokok, Nikorama Pusat dengan 150 buruh rokok dan Nikorama Menur dengan 370 buruh rokok.
Skrining tersebut merupakan kali ketiga, sejak dibuka pada 12 November lalu di Pendopo Kabupaten dengan sasaran sebanyak 141 orang. Dan dilanjutkan di brak Djarum Garung Lor dengan sasaran 600 buruh rokok.
“Total ada sekitar 2.761 buruh yang kita skrining dari target 20 ribu buruh,” ujarnya.
“Prinsipnya, semakin banyak yang terdeteksi akan semakin bagus. Karena ada banyak penderita yang terobati,” tegasnya.
Sementara itu, Eni Mardiyanti, Koordinator KPAD Kudus mengatakan tren penemuan kasus HIV/AIDS di Kudus setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hanya saja, temuan kasus tersebut sering kali terungkap saat penderita telah memasuki fase AIDS. “Ada sekitar 90 persen kasus ditemukan pada fase AIDS,” sebutnya.
Keterlambatan penemuan kasus ini yang kemudian membuat penanganan kasus yang ada tidak bisa berjalan dengan maksimal. Untuk itu, pihaknya bersama Pemkab Kudus berusaha menggalakkan deteksi dini kasus HIV. (AJ/YM)