Pati,isknews.com – Warga Sidoharjo dukuh Trangkilan kecamatan Wedarijaksa kabupaten Pati digegerkan oleh oknum guru madrasah juga merangkap sebagai perangkat desa (moden) yang diduga telah melakukan perbuatan asusila terhadap muridnya sendiri. Ironisnya perbuatan itu tidak hanya dilakukan kepada satu murid namun ada puluhan murid yang menjadi korban.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh kepala desa Sidoharjo. Kepala Desa Sidoharjo mangatakan bahwa kejadian tersebut sudah ada yang melapor. Sampai dengan hari kamis tanggal 17/03/16 sudah ada 6 keluarga korban yang melapor kepada kepala desa. Bahkan dari salah satu korban masih termasuk saudara kepala desa dan juga salah satunya anak yatim dari keluarga tidak mampu.
Kepala desa mengatakan”Benar mas, ada kejadian tersebut bahkan sampai hari ini sudah ada dari keluarga korban yang melapor atau mengadu kepada saya, jumlahnya baru 6 orang dari pengaduan tersebut keluarga korban juga cerita kepada saya terkait permasalah yang dilakukan anak buah saya kepada anak-anak. ”
“Keluarga korban juga meminta agar pelaku dipecat sebagai kaur Kesra (modin) dan meminta supaya tidak lagi mengajar di madrasah. Apa yang menjadi permintaan keluarga korban langsung saya respon mas,kemudian terduga saya panggil ke balai desa ditemukan keluarga korban, pelaku saya sarankan untuk mengundurkan diri dan surat penguduranya juga sudah sampaikan kepada camat Wedarijaksa.”tegasnya.
Kejadian itu terungkap setelah korban bercerita kepada orang tuanya. Sebut saja Bunga (bukan nama sebenarnya), Bunga salah satu korban merasa kesakitan pada bagian alat vitalnya disaat kencing. Kemudian ditanya sama ibunya”Nak kenapa kamu setelah kencing menangis?” Bunga menjawab,”Ibu,saya gak mau lagi ngaji di madrasah karena Yi Mus (sebutan gurunya),nakal,kakinya dimasukan dirok dan kakinya menusuk anu saya.”
Mendengar cerita itu sontak ibunya nangis keras sampai tetangga berdatangan.
Melihat kejadian yang menimpa anaknya kemudian keluarga korban melapor kepada Kepala Desa.
Korban lainya,Melati (bukan nama sebenarnya) juga menceritakan hal sama kepada orang tuanya, bahwa dia pernah diraba payudara dan kemaluanya sehingga anak trauma untuk bertemu lagi dengan pelaku dan tidak mau lagi ngaji selama yang mengajar pelaku.
Kasus ini belum ditangani pihak kepolisian dengan alasan,dari pihak korban belum ada yang melaporkan, demikian jelas salah satu anggota Polsek Wedarijaksa.”Kalau ada laporan pihak kepolisian pasti langsung bergerak.”(war)