Kudus, isknews.com – Menanggapi gagalnya upaya kasasi Bupati Kudus nonaktif HM Tamzil di Mahkamah Agung. Sehingga Tamzil tetap dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi.
Heris Paryono, mantan ketua DPRD Kabupaten Kudus periode 1999-2004, mengaku pernah mengingatkan Bupati Kudus terpilih saat itu HM Tamzil, dengan membuatkan puisi yang ditujukan kepada Bupati, tepat tiga bulan setelah Tamzil dilantik.
Mengundang media ini ke kediamannya, Heris bercerita bahwa maksud dirinya membuat puisi untuk Tamzil adalah karena dia merasakan setelah selama tiga bulan menduduki jabatan Bupati Kudus, Tamzil sudah tidak seperti dulu.
“Puisi ini saya beri judul “Puisi Untuk Sang Bupati”, apa yang saya tulis dan saya khawatrkan dalam isi puisi itu telah menjadi kenyataan. Isinya tentang berbagai hal untuk mengingatkan agar amanah sebagai bupati. Dulu puisi ini juga saya bagikan kepada Wakil Bupati, Sekda, pak Haryanto (pemilik PO bus) dan almarhum pak Joko Santoso (Bos SPBU),” terang dia.
Menurut Heris, justru dengan ingkrahnya hukuman bagi pak Tamzil dia sedang memperoleh hidayah dari Allah dan bukan sebuah malapetaka.
“Karena ibarat tujuannya mau ke Jakarta dari Kudus, pak Tamzil malah melalui Pati, makanya oleh Allah dia dihentikan, sebelum terlanjur jalannya ini sudah di ingatkan oleh KPK,” kata Heris yang mengaku sebagai sahabat dekat Tamzil, Sabtu (17/01/2020).
Dikatakan oleh Heris, Tamzil semestinya cukup istiqomah dalam menjalani hukumannya, karena itu merupakan proses spiritual yang harus dia jalani.
“Karena yang tahu salah dan tidaknya adalah hanya dia dan Allah, kalau beliau dihukum karena Allah, pada saat bebas nanti dia akan menjadi orang hebat, pasti masih ada kesempatan untuk dia,” tuturnya.
Kalau hak politiknya telah dicabut, kata dia, masih banyak lahan amal kebajikan yang bisa dilakukan olehnya selain di dunia politik.
“Saya juga berpesan agar pak tamzil tetap mendekatkan diri kepada Allah, dengan membaca amalan amalan, yang ditujukan kepada langit dan bumi serta seisinya, insha Allah dia akan menjadi orang yang bertaubat,” tandasnya.
Inilah Pusi Untuk Sang Bupati, Karya Heris Paryono.
Bismillahirrohmanirrohim Hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh misteri, Hanya Allah yang tahu Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaa haillah wallahuakbar walaa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil adzim Logam warna kuning belum tentu emas dan berarti emas kalau sampai salah pilih akan merugi dan penuh penyesalan Duri-duri yang berhamparan di sekeliling jangan sampai terinjak oleh telapak kaki Apalagi sampai terluka Nantinya akan sulit untuk disembuhkan Komunikasi silaturahmi itu sangat penting Karena para malaikat akan turun kebumi dan menunjukkan sebuah kebenaran Yang haq maupun yang batihil Sekalipun dengan tukang becak, tukang sapu dan tukang parkir Karena doanya akan tembus ke langit dan di ijabah oleh Allah Yang buruk maupun yang baik Subhanallah Allahu akbar Puisi ini mungkin sekarang tidak penting Namun pada suatu saat nanti akan terjawab Subhanallah Astaghfirullal adzim
Puisi dari Saya ;
H. Heris paryono
Tembusan :
Wakil Bupati
Masyarakat.