Ini Reaksi Orang Tua Siswa Saat SKTM nya Dicoret Pihak Sekolah

oleh -1,304 kali dibaca
Ilustrasi.

Kudus, ISKNEWS.COM — Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini, pihak sekolah harus melakukan verifikasi untuk menentukan lolos tidaknya siswa yang membawa Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) pada saat mendaftar. Verifikasi dilakukan dengan cara mensurvei ke rumah orang tua calon siswa.

Sebelumnya, ada saja kekhawatiran orang tua atau wali murid. Pasalnya, Kekhawatiran datang dari para orang tua siswa ketika memiliki nilai bagus namun harus tersingkir karena kalah bersaing dengan SKTM dari siswa lain meski nilainya dibawahnya.

Salah satu orang tua siswa, Muflichah mengatakan, dirinya mengeluh karena nama anaknya (Ika Nurunnajah, Red), dicoret oleh SMA 2 Kudus setelah adanya survei terkait penggunaan SKTM. Dirinya, telah lapor ke sekolah kepada tim survei namun tetap dinyatakan tidak bisa masuk.

“Padahal saya cuma buruh batil pabrik rokok dan janda. Saya juga ada tanggungan berobatkan bapak yang terkena strok. Sedangkan, ibu juga sudah lanjut usia,” keluhnya kepada awak media saat mengadu di kantor Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Selasa (10/7/2018).

Muflichah bertempat tinggal di rumah milik orang tuanya di RT 5 RW 2 Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu. Namun, rumah itu juga ada ahli waris lain selain dirinya. Saat disurvei, dirinya menyatakan hanya mempunyai kendaraan satu dan daya listrik rumah masih 450 Volt per bulannya Rp 75 ribu.

Dijelaskannya, Penggunaan SKTM untuk mendaftar sekolah anaknya juga atas rekomendasi dari kepala desa dan camat. Sebab, kondisinya memang dinilai benar-benar tidak mampu.

“Saya bingung kalau sampai nanti anak saya benar-benar tidak bisa diterima, akhirnya masuk swasta dan biayanya pasti cukup mahal,” ujarnya.Ilustrasi.

Hal yang sama dialami oleh Ika (36 tahun) warga desa Bakalan Krapyak kecamatan Kaliwungu Kudus. Ia menceritakan, anaknya mendapatkan SKTM sebelumnya atas rekomendasi dari kepala desanya. Ketika anaknya Dika Nurulmaja (16) mendaftar di SMA 2 Kudus, sampai hari terakhir pendaftaran masih tercatat siswa yang diterima. Namun hari ini, nama anaknya sudah dicoret dari daftar siswa yang diterima.

Ika menceritakan, Sebelumnya ada dua orang guru dari SMA 2 Kudus yang datang ke rumahnya. Mereka menanyakan pekerjaannya, rumah ini rumah siapa, penghasilannya serta memiliki berapa motor. Dijelaskannya, dirinya adalah seorang janda yang menghidupi seorang anak dan dua orang tuanya yang sakit – sakitan. Bahkan Ika yang juga buruh pabrik rokok itu mengaku, penghasilan dirinya sebagai buruh bathil pun tidak seberapa.

Seperti halnya Muflichah, kini Ika hanya bisa pasrah, padahal Ia juga harus berpikir keras, untuk biaya anaknya nanti ketika masuk di sekolah swasta yang biayanya agak mahal.

Sementara itu, kepala SMA 2 Kudus, Sri Haryoko mengatakan, dalam survei ke rumah orang tua siswa pemegang SKTM, pihaknya sudah sangat hati – hati dan menggunakan hati nurani. Pasalnya, pihak tim survei dalam melakukan verifikasi SKTM berpedoman pada prinsip 9 item kriteria miskin dari BPS. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.