Ini Tanggapan Ketua KPU Kudus Soal Jalannya Debat Terbuka Perdana

oleh -1,033 kali dibaca
Foto: Suasana debat terbuka perdana. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus menggelar Debat Terbuka Perdana Pasangan Calon Bupati – Wakil Bupati Kudus di Majesty Hall Hotel Gryptha Kudus pada Jumat (11-05-2018).

Dalam debat perdana kali ini, KPU Kabupaten Kudus mengangkat tema Reformasi Birokrasi dan Penegakan Hukum serta Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan anti Korupsi.
Dalam kesempatan tersebut sebagaian besar pertanyaan yang diajukan kepada para paslon disusun oleh Tim Perumus yang diantaranya adalah Ketua MUI dan dosen dan Kaprodi IAIN Kudus, KH Achmad Hamdani LC MA, LLM, Prof. DR Purbaya Budi Santosa Budi, dosen fakultas ekonomi Undip.

Dari Universitas Muria Kudus juga mendominasi jajaran Tim Perumus diantaranya adalah, DR Suparnyo dosen fakultas hukum dan rektor UMK Kudus, DR Achmad Hilal Majdi dosen dan peneliti pada program studi S2 pendidikan dasar dan program studi S1 pendidikan bahasa Inggris UMK dan ketua PD Muhammadiyah Kudus.

Peneliti sejarah Kudus yang popular, Edi Supratno pegiiat sejarah dan ketua pusat kegiatan belajar masyarakat Omah dongeng Marwah serta DR Mamik Indriyani Ketua Lembaga Penelitian UMK, penulis jurnal ekonomi dan perilaku konsumen menurut di pasar tunggal ASEAN dan narasumber pemberdayaan ekonomi perempuan di era global 2018.

Dimulai pukul 19.00 WIB, kelima pasangan calon Bupati – Wakil Bupati Kudus saling beradu visi misi dan program-program, debat perdana berjalan lancar dengan dipandu moderator Mimah Susanti yang merupakan mantan Ketua Bawaslu DKI Jakarta.

Selain didalam Majesty Hall, KPU juga menyediakan layar besar di luar depan hotel bagi ratusan simpatisan ke empat pasangan calon, yang turut hadir menyaksikan debat terbuka perdana ini. Debat publik dipandu oleh presenter I News TV Prisa Sombo Datu yang didaulat sebagai moderator menyuarakan tema di awal acara.

”Terimakasih Anda masih bersama INews dalam acara debat terbuka Bupati dan Calon Bupati Kudus 2018 dengan tema kesejahteraan sosial,” kata Prisa membuka segmen pertama debat.

Sebelum menuju ke tema, Prisa pun sempat menjelaskan tata tertib (tatib) pelaksanaan debat yang harus dipatuhi para calon. Tatib pertama pasangan calon tidak boleh melewati dari waktu yang ditentukan, dimulai dari bel berbunyi. Kedua, perhitungan waktu dimulai oleh moderator.

”Ketiga jawaban harus fokus dengan tema yang ditentukan, fokus dan tidak melebar. Selanjutnya tidak boleh menyerang persoalan yang bersifat pribadi pasangan calon,” katanya
Tak hanya itu, Prisa juga meminta pendukung tidak pasangan calon untuk tidak memprovokasi pasangan calon lainnya. Hal ini dilakukan supaya debat bisa berlangsung maksimal.

Masalah pemberantasan korupsi menjadi isu yang paling banyak diungkapkan selain pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Masalah pemberantasan korupsi, yang pertama kali dipaparkan oleh pasangan Masan-Noor Yasin.

“Pencegahan korupsi itu akan kami lakukan. Kita akan kurangi tingkat korupsi. Jangan sampai kemajuan malah melahirkan penyimpangan,” papar Masan.

Sejumlah program yang dilakukan bupati sebelumnya menurut Masan, memang dibuat untuk memudahkan pelayanan serta menghindari penyelewengan. Salah satu caranya dengan memudahkan pelayanan perizinan secara online. “Adanya pelayanan semacam itu menghindari adanya penyelewengan,” katanya.

Sementara itu pasangan Noor Hartoyo-Junaidi juga tak kalah lantang. Menurutnya seorang pemimpin itu adalah sosok yang patut dicontoh. Jadi pantang melakukan penyelewengan karena sama saja memberi contoh buruk pada masyarakat. “Pemimpin itu harus ing ngarso sing tuladha. Jika kami jadi, 70% saya akan di lapangan, dan 30% di kantor. Kudus Berperadaban,” ungkap Hartoyo.

Sedangkan pasangan Tamzil-Hartopo mengatakan, pihaknya siap mewujudkan Kudus yang religius dan modern. salah satu diantaranya menciptakan 500 pengusaha baru per tahun. Adanya pengusaha baru itu akan menambah lapangan pekerjaan.

“500 pengusaha per tahun akan kami ciptakan. Ini diantara solusi kami dalam menambah lapangan pekerjaan. Kita gandeng Balai Latihan Kerja (BLK). Kita beri pelatihan seperti fotografi, mesin dan lainnya,” kata Tamzil.

Sementara Sri Hartini-Setia Budi Wibawa memaparkan pihaknya akan memajukan perempuan di Kudus. Menurut Sri, kini saatnya perempuan di Kudus mendapatkan peran yang lebih baik. “Persentase perempuan di Kudus itu ada 51%. Kalau persentase yang besar tidak diberdayakan, maka akan sayang,” ujar Sri.

Pasangan independen/perseorangan, Akhwan-Hadi Sucipto lantang menyuarakan tentang pentingnya sosok pemimpin yang berasal dari Kudus. Sebab hanya orang lokal yang paham masalah kelokalan. Akhwan juga menyoroti soal pendidikan dan fasilitas kesehatan.

Sementara itu ketua KPU Kudus Khanafi, sebagai pelaksanaan debat pertama ini dirinya mengakui masih banyak kekurangan, oleh karenanya, tetap ada evaluasi agar debat selanjutnya berjalan lebih sempurna.

Dia mengaku ada beberapa teknis yang harus dievaluasi. Hanya saja dia enggan mengungkapkan teknis yang bakal dievaluasi.
“Persoalan teknis tetap ada evaluasi, biar debat ke depan masyarakat bisa lebih matang dalam menentukan pilihan, nantinya pada pelaksanaan debat kedua, harus ada persiapan yang lebih matang serta evaluasi atas helatan debat pertama,” pungkasnya. (AJ/WH)

KOMENTAR SEDULUR ISK :