Inilah Empat Versi Asal Usul Desa Padurenan

oleh -3,987 kali dibaca
Foto: Makam Raden Muchammad Syarif, tokoh cikal bakal Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Selasa (27-03-2018). (Nila Niswatul Chusna/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Jika berbicara mengenai asal usul suatu daerah pasti akan dihadapkan pada beberapa versi yang beredar di tengah masyarakat. Sebagaimana Desa satu ini yang memiliki empat versi mengenai sejarah asal usul daerahnya.

Desa Padurenan namanya. Banyak orang menyebutkan bahwa nama Desa yang terletak di Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, menurut sejarah diambil dari kisah perjalanan Mbah Raden Muchammad Syarif selaku cikal bakal daerah tersebut.

Menurut ulama Desa Padurenan, Aminudin Mawardi, bahwa pada abad 16, daerah tersebut hidup seorang mubaligh asal Bakalan Madura yang bernama Raden Muhammad Syarif. Pada masa itu, daerah tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon durian. Dari sana, nama padurenan muncul.

Aminudin juga mengungkapkan versi lain yang menyebutkan bahwa nama padurenan diambil dari kata Madura – Madurenan – Padurenan. Kata Madura diambil karena mubaligh yang memiliki jasa besar mengislamkan daerah tersebut berasal dari Madura.

Versi selanjutnya menyebutkan, jika pada masa Raden Muchammad Syarif, daerah tersebut dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam di daerah Kudus bagian utara. Tidak hanya mengkaji ilmu agama, Raden Muhammad Syarif juga berperan dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat.

Dari situ, munculah nama Padurenan yang diambil dari kata Padu dan Leren. Kata Padu bermakna persilangan pendapat, sedangkan leren bermakna selesai. Sehingga secara keseluruhan, Padurenan diartikan sebagai tempat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan atau silang pendapat.

“Berdasarkan cerita leluhur, jika dahulu banyak orang datang ke Padurenan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. Pada masa itu, masalah yang timbul di masyarakat sering kali tidak ditemukan titik temunya. Namun, setelah dibawa ke Padurenan, masalah tersebut dapat diurai dan diselesaikan oleh Raden Muchammad syarif,” tutur Aminuddin.

Dan versi terakhir menyebutkan, jika padurenan berasal dari sikap masyarakat daerah itu yang suka madu atau menggunjing orang. Setiap permasalahan yang berkembang, selalu dipergunjingkan hingga menyebar luas ke luar daerah tersebut. Dari kata madu tersebut munculah nama Padurenan.

Aminuddin sebenarnya tidak setuju dengan versi terakhir ini, lantaran kisah tersebut bertolak belakang dengan karakter masyarakat Padurenan yang dikenal begitu agamis dan santun. “Dari ke empat versi tersebut saya tidak mengetahui mana yang paling benar.” pungkasnya. (NNC/RM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.