Kudus, isknews.com – Pameran bertajuk “Intelektual Syaikh Abdul Hamid Kudus dan Jejak Ulama Kudus dalam Khazanah Keilmuan Islam” resmi dibuka pada Minggu, 13 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pameran Turots Nusantara yang digelar selama empat hari hingga Rabu, 16 Juli 2025 di kompleks Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).
Ketua Nahdlatut Turots, KH. Ustman Hasan Al-Akhyari , menyebut bahwa Kudus menjadi bagian dari rangkaian Pameran Turots Nusantara yang sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa wilayah. Setelah ini, pameran akan berlanjut ke Makassar dengan mengangkat tokoh Syekh Yusuf Makassar.
“Pameran ini bertujuan menumbuhkan kesadaran agar kita tidak tercerabut dari akar para ulama terdahulu yang sangat kuat secara intelektual,” jelasnya.
Ia menyoroti keunggulan karya-karya Syekh Abdul Hamid Kudus yang dikenal sebagai ulama mutafannin, ahli di berbagai bidang keilmuan Islam, terutama dalam tata bahasa Arab. Salah satu karya beliau yang dipamerkan adalah Fathul Aliyyil Karim.
Utsman menegaskan pentingnya generasi muda untuk tidak minder dengan khazanah keilmuan ulama lokal. “Merujuk pada ulama luar itu boleh saja, tapi jangan sampai kita lupakan tokoh-tokoh besar dari Indonesia seperti Syekh Mahfud Termas, Mbah Sholeh Darat, dan Syekh Abdul Hamid Kudus,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Kudus, KH Asyrofi Masyitho, menyampaikan harapannya agar pameran ini menginspirasi generasi muda untuk meneladani para ulama dalam hal menulis dan berkarya. “Semoga mereka terdorong untuk mulai menulis kitab-kitab baru yang kekinian dan bermanfaat bagi umat,” ucapnya.
Pameran ini juga menampilkan koleksi kitab dan naskah klasik, termasuk beberapa yang baru pertama kali dipamerkan kepada publik. Selain Kudus, kegiatan serupa juga direncanakan berlangsung di berbagai daerah lainnya di Indonesia, dengan dukungan dari pesantren dan perguruan tinggi yang berkomitmen mengangkat kembali naskah-naskah turats, termasuk yang belum teridentifikasi penulisnya.
Perwakilan YM3SK, K. Fathan, dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih kepada panitia yang telah memilih Menara Kudus sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan event nasional tersebut. “Saya sangat gembira dengan adanya pameran turots ini. Ini menjadi momen berkumpulnya pecinta kitab kuning dari Kudus dan sekitarnya,” ujar Fathan. Ia juga menyampaikan harapan agar pameran ini memperkuat kecintaan masyarakat, khususnya para santri, terhadap kitab-kitab klasik Islam yang makin digemari.
Lebih lanjut, Fathan menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata harapan para pendahulu Yayasan, seperti KH Hamid, KH Asnawi, dan KH Nur Hadi. “Pameran ini membuka peluang bagi para santri dari madrasah seperti Qudsiyyah, TBS, dan lainnya untuk semakin akrab dengan literatur klasik Islam,” tambahnya. (AS/YM)







