JPPA Mediasi Kasus Penganiayaan Siswi di Kudus, “Semua Sudah Selesai Secara Kekeluargaan”

oleh -1,585 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Video viral tentang kasus penganiayaan remaja siswi sebuah SMP di Kudus, yang terjadi di depan Green Residence Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Selasa (25/02/2020) memperoleh tanggapan dari Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA) Wilayah Pati.

Ditemui di lokasi mediasi di sebuah SMP Negeri di wilayah Bae Kudus, Ketua JPPA Wilayah Pati, Noor Hani’ah mengungkapkan kasus penganiayaan remaja itu melibatkan 9 siswi dari tiga sekolah menengah pertama di Kabupaten Kudus.

“Kami bersama tim sudah melakukan mediasi dan kedua orangtua korban dan pelaku dikumpulkan untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama, Mereka bersepakat damai dan tidak akan menempuh jalur hukum,” ujar Hani’ah yang hadir bersama sejumlah timnya, Selasa (26/02/2020).

Menurut Hani’ah ini adalah peristiwa kenakalan remaja yang biasa terjadi pada usia pubertas. “Awalnya mereka hanya ber swa foto di lokasi itu, lalu terjadi sedikit keributan disana, tapi yang melakukan kekerasan fisik 1 orang, sementara korbannya berasal dari sekolah ini,” tuturnya.

Terkait kondisi korban, Hani’ah mengaku jika YS dalam kondisi yang baik. Meskipun semalam sempat kepikiran dan tidak nafsu makan.

Ketua JPPA Wilayah Pati, Noor Hani’ah (Foto: YM)

Sebelumnya, pemerintahan Kabupaten Kudus melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) menghimbau agar kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Dihubungi terpisah, Kepala Disdikpora Kudus, Joko Susilo didampingi Sekertaris Dinasnya, Harjuno mengatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan sekolah terkait untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.

“Saya minta pihak sekolah untuk bisa menyelesaikan kasus ini sebaik-baiknya dengan cara kekeluargaan, semoga kasus ini bisa jadi pembelajaran untuk semuanya,” pungkas dia.

Dari pantauan media ini, para pelaku dan kedua orangtua yang terlibat dalam kejadian ini telah dikumpulkan di tempat korban bersekolah, nampak juga sejumlah anggota Kepolisian dari Polres Kudus. Mereka berbincang-bincang dalam sebuah ruangan yang tertutup rapat oleh para awak media yang menunggu diluar ruangan.

Kejadian kekerasan ini menjadi viral berawal dari unggahan seseorang warga kecamatan Jati yang memvideokan kejadian tersebut. Saat dihubungi media ini Melati (nama yang disamarkan) mengaku tak sengaja melihat aksi kekerasan pada remaja yang terjadi di depan Green Residence sore itu.

“Pas lewat situ, lihat ada sejumlah remaja bergerombol. Lalu salah satu remaja ada yang menarik rambut rekannya,” katanya menceritakan kronologi kejadian.

Melihat hal itu, dia kemudian memutar balik motor dan berhenti di seberang jalan tepat para remaja itu berkumpul. Dengan rasa penasaran, Melatipun kemudian bertanya kepada mereka mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Namun mereka memilih diam.

Raut wajah korban yang nampak tegang dan menahan tangis. Membuat dia sadar jika telah terjadi aksi kekerasan pada remaja. Dengan modal nekat, lalu ia menggertak grombolan remaja itu bahwa dirinya akan melaporkan kejadian tersebut ke Polisi.

“Video itu saya ambil dengan tergesa-gesa. Mikir saya penting dapat wajah pelaku-pelakunya,” lanjutnya.

Usai kejadian, Melati lalu bertanya panjang lebar mengenai asal mula kejadian kepada korban. Dari penuturan korban, diketahui aksi bullying ini berawal dari berebut pria di Facebook.

Mendengar hal itu, ia merasa geram dan meminta korban untuk menempuh jalur hukum. Atau melaporkan kejadian ini ke orang tua maupun guru BK di sekolahnya.

“Malam itu, korban saya antar sampai Masjid Panjang. Dia mengaku takut cerita dengan orang tuanya maupun guru BK di sekolahnya,” katanya.

Lanjut dia, “Karena itu, video tersebut kemudian diviralkan. Agar bisa memberi efek jera bagi pelaku. Buat nyegah aksi serupa juga. Jangan sampai ada lagi kasus seperti ini,” tuturnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.