Kudus, isknews.com – Seratusan kader posyandu di Kabupaten Kudus diedukasi penggunaan alat antropometri yang diselenggarakan selama 16-24 Oktober 2023 di @Hom Hotel Kudus.
Pemegang Program Gizi pada DKK Kudus, Susma Rianti Kurniasih mengatakan, kader posyandu, dilatih untuk bisa membaca berat badan atau arah pertumbuhan bayi yang ada di buku KIA. Jika ada bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan, kader posyandu bisa merujuk ke puskesmas.
“Jadi kalau ada indikasi underweight, balita gizi buruk atau stunting, bisa diberikan intervensi secara maksimal,” terangnya.
Penggunaan alat antropometri yang dilatih pada kader psoyandu kali ini, lanjut Susma, yakni seperti pengukuran pajang badan, tinggi badan, berat badan, babyscale, lingkar lingkar lengan atas (lila), dan lingkar kepala.
“Itu dilakukan untuk menentukan status gizi balita,” ujarnya.
Pihaknya telah mengadakan sekira 694 alat antopometri tahun ini. Pengadaan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik sekira Rp 7 miliar. Alat ini pun telah dibagikan ke seluruh posyandu.
“Jadi tahun ini semua posyandu sudah menggunakan alat ini untuk mengukur bayi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Susma menejelaskan bahwa kasus stunting pada tahun ini relatif menurun dibanding tahun sebelumnya. Dimana, pada tahun 2022 ada sekira 3 ribuan kasus stunting atau 5,85 persen.
“Kalau tahun ini, hingga September 2023 ini sekitar 2.700-an anak stunting atau 5,28 persen,” pungkasnya. (AS/YM)