Kudus, isknews.com – Keberadaan keran air minum di bundaran alun-alun simpangtujuh sisi timur diharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga bersama, karena pemakaian serta perawatan kran air siap minum milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus itu butuh kesadaran dan kesepahaman bersama. Mengingat letaknya yang berada di pusat ruang publik yang bisa dipergunakan siapa saja.
Direktur PDAM Kudus Ayatullah Humaini mengharapkan semua pihak bisa memanfaatkan sekaligus merawatnya secara bersama-sama. Mengingat fasilitas yang dibangun dengan dana kurang lebih Rp 80 juta tersebut bisa bermanfaat bagi siapa saja.
“Kami harap masyarakat bisa menjaga dan mempergunakannya sesuai fungsinya, karena Keran Air Siap Minum di Alun Alun adalah Aset Kudus yang harus kita jaga bersama,” ucanya Rabu (05/09/2019).
Dari pihaknya pun telah menyiapkan dua tenaga kebersihan untuk membersihkan mesin. Pembersihan dilakukan di waktu pagi dan sore hari. Dengan harapan, baik mesin maupun sekitar mesin bisa terjaga kebersihannya.
“Hanya memang masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam menjaga kebersihannya,” katanya.
Sedang dari sisi kualitas air dan filter mesin, pihakya telah menyiapkan dua teknisi sekaligus tenaga laborat untuk mengecek secara berkala. Dengan tujuan untuk memastikan air yang diminum masyarakat pengguna fasilitas tetap steril dan benar-benar bersih.
“Kami siapkan dua orang dari laborat untuk mengecek secara berkala,” katanya.
Seperti diketahui usai peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus lalu, PLT Bupati Kudus HM Hartopo meresmikan keberadaan anjungan keran air siap minum, PDAM Kudus, tidak hanya menyediakan air bersih, tapi juga air siap konsumsi. Jadi, air sudah bisa langsung diminum ketika keran dibuka.
Direktur PDAM Kudus, menuturkan, akses air yang sudah siap diminum menjadi salah satu program pemenuhan air yang bersih dan sehat.
“Selain air bersih PDAM, kita perlu sedikit upaya untuk memenuhi air itu sebagai air minum yang langsung dikonsumsi masyarakat. Begitu buka keran sudah bisa langsung diminum airnya,” ujar Humaini.
Air siap minum ini sudah melalui proses kimiawi dan biologi sesuai ketentuan yang berlaku. Ada teknik pengolahan secara higienis agar air aman diminum langsung.
Ketentuan utama dalam pengolahan air siap minum adalah kelayakan dan kebersihannya. Salah satunya dengan memastikan tak ada bakteri berbahaya seperti E.coli dalam air siap minum. Pasalnya, bakteri ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.
“Teknik mengolah air menjadi air siap minum itu berupaya menyingkirkan bakteri E.coli,” Humaini menambahkan.
Terhitung tiga hari pasca diluncurkan, publik pun mulai kerap menggunakan fasilitas CSR milik PDAM tersebut. Sebagian besar menggunakannya untuk air minum yang dimasukkan ke dalam botol. Namun beberapa oknum menggunakannya sebagai tempat cuci tangan.
“Presentasenya kecil, kami harap masyarakat bisa memanfaatkannya dengan baik,” tandasnya.
Kedepan, direncanakan penambahan mesin dibeberapa titik lagi. Seperti pada kompleks Balai Jagong, DPRD Kabupaten, Menara Kudus, dan beberapa sekolah yang dirasa telah siap. Hanya pelaksanaannya, akan dilakukan mulai 2020 mendatang.