Ketua PERHIPTANI Kudus : Enceng Gondok Antara Ancaman dan Peluang

oleh -993 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Masyarakat di sekitar sungai Bakinah sampai saat ini melihat enceng gondok sebagai masalah yang harus diatasi. Enceng gondok di sungai  yang membentang sepanjang empat kilometer dari Kecamatan Jati, Undaan sampai Mejobo itu dianggap mengakibatkan limpasan banjir saat terjadi peningkatan debit air.

Saat hujan mulai reda dan debit air berkurang, genangan air di persawahan tidak segera surut karena enceng gondok menyumbat saluran air dan menghambat aliran air.

Selain itu, dampak negatif enceng gondok yang lain adalah menurunkan tingkat kelarutan oksigen di dalam air karena menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam perairan. Enceng gondok juga mempercepat pendangkalan sungai karena akar-akar yang rontok, merusak estetika perairan sehingga terlihat kotor dan kumuh serta menjadi sarang tikus.

Demikian dikatakan Ketua PERHIPTANI (Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia) Kudus, Ali Hamidy kepada isknews.com, Senin (24/7/2023).

Ali Hamidy yang juga Wakil Ketua PERHIPTANI Jawa Tengah itu menyebut, Saat ini upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan enceng gondok adalah menyemprot dengan herbisida.

“Upaya tersebut dalam jangka pendek dapat mengatasi perkembangan enceg gondok. Tetapi jangka panjang dapat meningkatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Cemaran bahan kimia berupa limbah nitrat dan fosfat dari persawahan akan bertambah dengan herbisida di sungai dan daerah aliran sungai,” terangnya.

Padahal sebenarnya, lanjut Ali Hamidy, enceng gondok juga mempunyai dampak positif dan manfaat yang sangat baik. Diantaranya sebagai bahan kerajinan tangan dan manfaat bagi kesehatan. Enceng gondok bermanfaat memperlancar pencernaan sebagai obat diare, mual, cacingan dan juga kembung. Selain itu enceng gondok mempunyai sifat anti mikroba, anti jamur dan anti bakteri yang dapat mengobati gangguan pada kulit.

Pada sektor pertanian dan peternakan, enceng gondok bisa dijadikan bahan pupuk organik dan pakan ternak. Kandungan protein pada enceng gondok bisa mencapai 12 persen (jauh di atas kangkung yang hanya 2,5 persen). Enceng gondok memiliki biomasa berkisar 20-30 kg/m2 atau sekitar 200-300 ton/ hektar.

Dengan latar belakang tersebut, masih kata Ali Hamidy, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Undaan akan mengadakan pelatihan pengolahan enceng gondok menjadi pakan ternak dan pupuk organik. Diharapkan dengan pelatihan tersebut petani di sekitar Ngemplak dan Karangrowo bisa memanfaatkan enceng gondok untuk pakan ternak dan pupuk organik.

“Petani tidak hanya mengandalkan dari hasil pertanian sawah (selama ini sering gagal karena banjir). Dengan demikian diharapkan masyarakat mendapatkan solusi mengatasi gulma enceng gondok dan mendapatkan bahan pakan ternak,”” tandasnya.

Sehingga diharapkan populasi ternak meningkat bahkan menjadi sentra ternak, yang diikuti dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pelatihan tersebut akan dilaksanakan pada Kamis, 20 Juli 2023 mulai jam 9.00 di Poktan Kilego Mulyo Desa Ngemplak. Narasumber yang akan mengampu pelatihan tersebut adalah formulator pakan ternak dan owner pabrik pakan ternak CV Royal Super Feed Kudus. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :