Ketua POBSI Kudus Tekad Kembangkan Prestasi dan Hapus Stigma Judi di Olahraga Biliar

oleh -1,309 kali dibaca
Ketua POBSI Kabupaten Kudus, Pradipta Adi Nugraha(Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Ketua Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kabupaten Kudus yang baru dikukuhkan, Pradipta Adi Nugraha, mengungkapkan tekadnya untuk mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap olahraga biliar.

Ia berkomitmen menjadikan biliar sebagai cabang olahraga berprestasi dan menghilangkan stereotipe bahwa biliar identik dengan judi.

Pradipta, yang terpilih sebagai Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) POBSI Kabupaten Kudus periode 2024-2028, menyatakan bahwa biliar di Kudus akan terus berkembang melalui berbagai program pembinaan atlet dan pengelolaan rumah biliar yang terorganisir. Langkah ini diharapkan dapat menjadikan olahraga biliar semakin diminati di Kudus.

“Kami ingin membangun biliar di Kudus semakin maju dan atlet biliar asal Kudus tidak lagi harus pindah ke luar kota untuk berlatih atau berkompetisi,” ujar Pradipta saat ditemui di Full House Biliar, salah satu bakal rumah biliar baru yang sedang dalam proses pembangunan di wilayah Kecamatan Kota, Kudus, Selasa (15/10/2024).

Untuk mewujudkan visinya, Pradipta menyiapkan berbagai program pembinaan bagi para atlet biliar Kudus. Salah satu inisiatif utamanya adalah memusatkan pelatihan di rumah biliar yang ia bangun bersama seorang investor asal Kabupaten Pati. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat pelatihan bagi atlet-atlet biliar asal Kudus.

“Tak mungkin kita hanya mengandalkan anggaran dari KONI Kudus yang tentu saja nilainya sangat jauh dari kata cukup, untuk itu kami bekerjasama dengan pihak-pihak pengelola rumah biliar di Kudus. Saya juga mengelola salah satu rumah biliar di Kudus, dan pembinaan atlet kami rencanakan akan fokus di sini,” lanjutnya.

Saat ini, POBSI Kudus memiliki 12 atlet yang terdiri dari 10 laki-laki dan 2 perempuan, dengan rentang usia 25 hingga 50 tahun. Pradipta meyakini para atlet Kudus memiliki potensi besar untuk meraih prestasi dalam berbagai turnamen biliar, baik dalam kategori bola 15, bola 8, bola 9, snooker, hingga carom.

“Para atlet asal Kudus memiliki potensi memenangkan setiap turnamen biliar yang mereka ikuti,” terangnya.

Selain pembinaan atlet, Pradipta juga menargetkan pembinaan dan pengelolaan rumah biliar yang tersebar di Kabupaten Kudus. Saat ini, terdapat sekitar 20 rumah biliar di Kudus. Pradipta berencana mengumpulkan para pengelola untuk membahas berbagai hal, seperti jam operasional dan harga sewa tempat. Ia berharap, dengan adanya koordinasi yang baik, komunitas biliar di Kudus dapat berkembang secara positif.

“Biliar semakin ramai di Kudus, dan rencana saya adalah mengumpulkan semua pengelola rumah biliar agar semuanya terorganisir dan kondusif. POBSI akan mendata dan mengelola semua rumah biliar yang ada, sehingga komunitas biliar di Kudus bisa terjalin dengan baik,” jelas Pradipta.

Dalam kesempatan tersebut, Pradipta juga menekankan pentingnya menghapus stigma negatif bahwa biliar adalah permainan yang identik dengan judi. Ia menegaskan bahwa biliar adalah cabang olahraga yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan strategi, bukan sekadar permainan untung-untungan.

“Biliar adalah cabang olahraga yang masuk dalam kategori olahraga konsentrasi. Jadi, jangan disamakan dengan judi,” tegas Pradipta.

Dengan langkah-langkah konkret ini, Pradipta berharap biliar di Kudus tidak hanya dikenal sebagai olahraga rekreasi, tetapi juga sebagai olahraga yang dapat mencetak prestasi di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Ia optimis dengan dukungan dari masyarakat dan pengelola rumah biliar, Kudus akan menjadi salah satu daerah unggulan dalam dunia biliar di Indonesia.

Pengukuhan pengurus baru POBSI Kudus pada 6 Oktober 2024 menandai awal dari periode empat tahun ke depan di mana olahraga biliar di Kudus diharapkan semakin berkembang dan mencetak lebih banyak prestasi. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.