Kirab Jenang Tebokan Tradisi Warga Kaliputu Ungkap Rasa Syukur

oleh -2,745 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Sambut tahun baru hijrah 1441. Ribuan warga padati acara Kirab Jenang Tebokan yang diselenggarakan di Balai Desa Kaliputu, Kecamatan Kota pada Minggu (01/09/2019).

Dengan mengenakan busana adat dan membawa nampan berisikan jenang serta makanan tradisional. Ratusan warga Desa Kaliputu mengarak enam buah gunungan keliling kampungnya. Mengambil start di Jalan Sosrokartono, iring-iringan rombongan kirab dimeriahkan dengan alunan musik tradisional dan drumband.

Sesampainya di tempat finish, yakni Balai Desa Kaliputu. Rombongan kirab disambut dengan sajian tarian tradisional dan drama kolosal asal usul Desa Kaliputu. Dan diakhir acara, Kirab Jenang Tebokan ini ditutup dengan rebutan gunungan.

Kepala Desa Kaliputu Suyadi menuturkan tebokan atau tebok merupakan istilah dalam bahasa jawa yang memiliki makna sejenis nampan dari anyaman bambu. Yang kemudian oleh warga Desa Kaliputu digunakan untuk meletakkan jenang.

Sementara tradisi tebokan merupakan bentuk ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan mereka di bidang usaha jenang yang diperingati bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam.

“Dengan tradisi ini, kami berharap kepada Tuhan YME agar usaha kami dibidang pembuatan jenang semakin berkembang sehingga kesejahteraan masyarakat juga semakin meningkat,” ujarnya penuh harap.

Tak hanya itu, kirab ini juga menjadi wadah untuk melestarikan tradisi warisan leluhur. Mengingat, jenang merupakan salah satu makanan trdisional yang telah ada sejak zaman Kasunanan Kudus.

Menurut cerita masyarakat, jenang atau yang dulu dikenal dengan bubur gamping itu, digunakan oleh Sunan Kudus untuk menyembuhkan cucu dari sesepuh Desa Kaliputu yaitu Mbah Depok Soponyono, yang tenggelam di sungai.

Salah satu peserta kirab Jenang tebokan di Desa Kaliputu Kecamatan Kota Kudus (Foto: YM)

Berangkat dari kisah ini, makanan yang terbuat dari campuran tepung beras, gula dan santan tersebut kini menjadi salah satu ikon Kabupaten Kudus. Desa Kaliputu sebagai cikal bakal makanan ini pun, kini telah melahirkan sekitar 48 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak dibidang pembuatan jenang.

“Alhamdulillah semua usaha jenang di Kaliputu ini bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat. Bahkan telah menembus berbagai pasar di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Aflah perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menganggap kegiatan kirab yang digelar oleh Desa Kaliputu cukup atraktif dan potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Terlebih desa ini memiliki daya pikat dari bidang kuliner, berupa Jenang Kudus. Ia berharap kedepan kegiatan ini bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.