Kirab Tebokan 1 Muharram 1445H, Perkuat Kekompakan Antar Pengusaha Jenang

oleh -1,056 kali dibaca
Salah satu peserta kirab tengah berjalan menuju Balai Desa Kaliputu. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Sambut tahun baru hijrah 1445, warga dari sejumlah Desa di Kudus memadati acara Kirab Jenang Tebokan yang diselenggarakan mengelilingi Desa Kaliputu. Adapun Start Finishnya di Balai Desa Kaliputu, Kecamatan Kota pada Rabu (19/7/2023) siang.

Dengan mengenakan busana adat dan membawa nampan berisikan jenang serta makanan tradisional. Ratusan warga Desa Kaliputu mengarak lima buah gunungan keliling kampungnya. Mengambil start dari Masjid Gedangan ke selatan, Masjid Syuhada, sampai gang 3 masuk ke timur mentok tembok djarum, belok kiri ke utara menuju finish di Balai Desa, iring-iringan rombongan kirab dimeriahkan dengan alunan musik tradisional dan drumband.

Sesampainya di tempat finish, yakni Balai Desa Kaliputu.Peserta kirab menampilkan tarian dengan kreatifitas masing-masing untuk diapresiasi di nilai. Dan diakhir acara, Kirab Jenang Tebokan ini ditutup dengan rebutan gunungan.

Widiyo Pramono, Kades Kaliputu mengungkapkan tebokan atau tebok merupakan istilah dalam bahasa jawa yang memiliki makna sejenis nampan dari anyaman bambu. Yang kemudian oleh warga Desa Kaliputu digunakan untuk meletakkan jenang.

Sementara tradisi tebokan merupakan bentuk ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan mereka di bidang usaha jenang yang diperingati bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam. Lalu juga sebagai sarana untuk memperkuat kekompakan antar pengusaha jenang di Desa Kaliputu,

“Dengan tradisi ini, kami berharap kepada Tuhan YME agar usaha kami dibidang pembuatan jenang semakin berkembang sehingga kesejahteraan masyarakat juga semakin meningkat, juga antar pengusaha jenang semakin kompak,” ujarnya penuh harap.

Tak hanya itu, kirab ini juga menjadi wadah untuk melestarikan tradisi warisan leluhur. Mengingat, jenang merupakan salah satu makanan trdisional yang telah ada sejak zaman Kasunanan Kudus.

Menurut cerita masyarakat, jenang atau yang dulu dikenal dengan bubur gamping itu, digunakan oleh Sunan Kudus untuk menyembuhkan cucu dari sesepuh Desa Kaliputu yaitu Mbah Depok Soponyono, yang tenggelam di sungai.

Berangkat dari kisah ini, makanan yang terbuat dari campuran tepung beras, gula dan santan tersebut kini menjadi salah satu ikon Kabupaten Kudus. Desa Kaliputu sebagai cikal bakal makanan ini pun, kini telah melahirkan sekitar puluhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak dibidang pembuatan jenang.

“Alhamdulillah semua usaha jenang di Kaliputu ini bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat. Bahkan telah menembus berbagai pasar di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Aflah perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menganggap kegiatan kirab yang digelar oleh Desa Kaliputu cukup atraktif dan potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Terlebih desa ini memiliki daya pikat dari bidang kuliner, berupa Jenang Kudus. Ia berharap kedepan kegiatan ini bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :