Kuliner Pecel Pakis Siap Temani Wisatawan hingga Goweser saat di Gunung Muria Kudus

oleh -1,175 kali dibaca
Penjual Pecel Pakis Mbok Yanah, istri dari sang pemilik Ardiono. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Kuliner Pecel Pakis siap menemani para wisatawan yang datang ke Gunung Muria Kudus.

Ya, Bagi anda yang dari luar Kudus yang berziarah menuju Makam Sunan Muria atau saat berwisata di lereng Gunung Muria, jangan sampai melewatkan untuk menikmati kelezatan pecel dari daun pakis yang dikenal dengan daun paku itu.

Selain wisatawan, para goweser atau pesepeda yang sudah sampai di titik pesanggrahan atau lebih tepatnya di Hotel Grha Muria, juga menjadi pelanggan setia, seakan belum afdhol jika belum menyantap kuliner pecel pakis.

Kuliner pecel pakis sendiri merupakan sajian kuliner khas Desa Wisata Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Di sekitar lereng gunung muria, khususnya di akses jalan menuju Makam Sunan Muria banyak ditemui warung yang menyajikan kuliner tersebut.

Salah satu warung yang sudah legend sempat dikunjungi media ini. Namanya warung Makan Pecel Pakis dan Ayam Bakar ‘Mbok Yanah’, di Jl. Pesanggrahan No,194 Colo, Kudus, atau lebih tepatnya kiri jalan 50 meter Taman Ria Colo atau Grha Muria Hotel.

Ardiono, owner dari Pecel Pakis ‘Mbok Yanah’ mengatakan, Pelanggannya rata-rata dari pengunjung wisata di Muria ini, baik wisata religi maupun non religi, ada juga saat weekend banyak goweser (pe-sepeda) yang mampir,

Adapun harga satu porsi pecel pakis Rp 10 ribu. Menurut Yani sudah banyak pengunjung dari Kudus hingga luar daerah menikmati pecel khas lereng Gunung Muria tersebut.

Selain pecel pakis, dirinya juga menjual ayam bakar dan ayam goreng, selain melayani dine in atau makan ditempat, juga melayani order pesanan.

Diketahui, Ardiono merupakan penerus generasi ketiga dari sang pemilik pertama (neneknya),  Pecel pakis menurutnya unik karena pecel pakis menggunakan tanaman pakis.

“Pecel pakis itu sendiri memang dikatakan warisan leluhur kami, inilah yang membedakan pecel pakis dengan pecel daun – daun lainnya. Ternyata mempunyai cita rasa dan nilai konsumtif itu sendiri,” kata Ardiono.

“Saya termasuk generasi ketiga, dimana generasi pertama yakni (Mbah Yanah) tahun 1960, dan generasi kedua (Ibu Sulyati) tahun 1972, dan saya bersama istri (Rohmah Dwi Astuti) meneruskan usaha keluarga dari awal tahun ini (2023),” tandasnya.

Lilik, salah satu diantara pembeli mengaku sering mampir membeli pecel pakis saat tiba di gunung muria, dirinya mengaku ada yang kurang jika belum menyantapnya, “Kalau ke Muria, seringnya ke sini (Mbok Yanah), untuk rasanya enak, apalagi daun pakis tidak terasa pahit dan renyah. Belum lagi bumbu kacangnya terasa gurih di lidah,” pungkasnya (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :