Lewati Ambang Tertinggi, Pintu Air Nomor 8 Bendung Wilalung Dibuka

oleh -1,437 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Pantauan banjir di pintu air Bendung Wilalung hingga pukul 07.30 WIB pagi ini terpantau debit air sudah berada di ketinggian 833 m3/detik atau berada pada titik ambang tertinggi yang ditetapkan oleh BBWS, yakni 800m3/detik.

Kini debit air sudah berada di kategori siaga III atau kondisi tertinggi, sehingga masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu dari bendung tersebut harus waspada.

Hal itu disampaikan oleh Noor Ali, koordinator irigasi Wilalung. Menurutnya, saat ini kondisi Debit Sungai Wulan meningkat tajam dan sudah mencapai level tertinggi atau dalam status siaga III.

“Sesuai SOP bila debit air melebihi angka 800m3/detik kami harus membuka pintu air pada aliran yang sudah melebihi level tersebut,” kata Noor Ali yang juga mantan Koordinator Induk Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL), Sabtu (30/01/2021).

Dijelaskannya pagi ini pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana (BBWSPJ) telah membuka pintu air nomor 8 yang mengarah ke Sungai Juana.

“Untuk mengurangi beban Sungai Wulan, maka sebagian air harus dikurangi ke arah Sungai Juwana dengan membuka pintu air Bendung Wilalung,” Katanya.

Dari catatannya, hingga pagi ini debit dari Sungai Sedadi mencapai 28 m3/detik, Menduran 9,87 m3/detik, Dumpil 93 m3/detik dan Klambu tercatat di angka tertinggi, 833 m3/detik.

“Lebar bukaan pintu akan kami tambah hingga 15 cm begitu debit meningkat lebih dari 850 m3/detik,” ungkapnya.

Berbeda dengan terminologi yang biasa digunakan oleh Polri dan TNI, Status siaga 1 secara umum artinya untuk kesiapansiagaan tinggi menghadapi ancaman. Namun bagi pemantau bahaya banjir, Siaga 1 justru artinya kondisi debit air masih dalam kondisi aman.

Siaga I diberlakukan jika debit air mencapai antara 400- 500 m3/detik, sedangkan siaga II 500- 550 m3/detik, dan siaga III lebih dari 550 m3/detik atau waspada.

Noor Ali menyatakan, meski Sungai Wulan  kini dalam siaga III, kondisinya masih cukup aman.

Terlebih setelah adanya penguatan dan penambahan ketinggian tanggul sungai yang dinilai rawan,” ungkap dia.

Pihaknya minta masyarakat untuk tidak panik atau bahkan menyebar isu di media sosial hingga menimbulkan keresahan.

“Kewaspadaan penting, tetapi disikapi biasa saja karena kondisinya
masih cukup aman,” tegasnya.

Meluapnya air Sungai Wulan terjadi setelah terjadi hujan deras dengan intesitas tinggi di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Lusi dan Sungai di kawasan Menduran Kecamatan Brati Grobogan.

“Kondisi Sungai Wulan masih aman walau debitnya cukup tinggi. Berdasar pantauan ke sejumlah lokasi tepian sungai, luapan air masih cukup jauh di bawah ketinggian tanggul,” terangnya.

Sementara Camat Undaan Kudus, Rifai Nawawi, secara terpisah berharap tidak sampai terjadi sesuatu yang membahayakan. Pihaknya juga meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan, namun tetap tenang dan tidak mudah panik.

“Kalau butuh informasi bertanyalah pada pihak berwenang, jangan mudah
percaya dengan berita hoaks,” tandasnya
. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.