Libatkan Pemuda Lereng Muria, Film Folklor Muria Ramaikan Perfilman di Kudus

oleh -1,513 kali dibaca
Foto: ist.

Kudus, isknews.com – Dengan konsep penggarapan film yang melibatkan generasi muda di Lereng Muria, film berbasis folklor muria turut meramaikan perfilman di Kudus.

Demikian dikatakan Koordinator Divisi Media dan Branding KBPW, Rhy Husaini Penayangan atau screening kelima film berbasis folklor yang berlangsung pada Sabtu malam, 26 Agustus 2023 di Kampung Budaya Piji Wetan Kudus.

Lima film yang dipertontonkan kepada warga ini merupakan garapan para finalis dari Muria Culture Camp (MCC) bulan Juni lalu.

Rhy Husaini mengungkapkan bahwa agenda Festival Film Folklor Muria (F3M) 2023 sudah direncanakan sejak lama. Pihaknya ingin ada ruang agar perfilman di Kudus lebih meriah.

“Sebenarnya rencana ini sudah digalakkan jauh-jauh hari, kami rasa ruang seperti ini di Kudus kurang meriah dan harus diadakan,” ungkap Rhy pada sesi diskusi usai screening film.

Lebih lanjut, Rhy mengatakan, dengan mengangkat tema Folklore Muria, ia berharap agenda F3M yang diinisiasi KBPW ini dapat menumbuhkan ekosistem dunia perfilman di Kudus.

“Dengan konsep penggarapan film yang melibatkan anak-anak muda di Lereng Muria, bersinergi untuk aktivasi folklor sekaligus meramaikan perfilman di Kudus,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini menambahkan, F3M ini merupakan bagian dari program KBPW untuk merekontruksi folklor dan pemajuan kebudayaan di Muria.

Menurut laki-laki dengan nama panggung Jessy Segitiga itu, banyak narasi folklor yang salah namun sudah terlanjur tersebar di masyarakat. Pihaknya ingin membangun kembali narasi-narasi folklor dan cerita-cerita sebagai edukasi yang positif untuk masyarakat.

“Folklor direkontruksi lagi untuk pemajuan budaya dan folklor, membangun narasi ketokohan dua Sunan di Kudus, sembari meluaskan khasanah dari laku tapangeli dan pager mangkok Sunan Muria,” ungkap Jessy.

“Sebagai bagian dalam membangun folktarium atau labolatorium folklor muria berbasis desa, yang di dalamnya meliputi aktivasi folklor ke berbagai bentuk media, film, pertunjukan, riset, teater, dongeng, dokumenter dan sebagainya,” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :