Pati, isknews.com – Kelompok Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) Pati menemukan berbagai limbah datang dari sejumlah sungai kecil di Kabupaten Pati. Mulai dari sampah rumah tangga hingga limbah industri terbawa ke aliran Sungai Juwana.
Adanya sejumlah industri rumahan turut menyumbang pencemaran ini. Terutama banyaknya pabrik tahu maupun tempe yang berdiri di sepanjang bantaran anak sungai turut memberi dampak terhadap kondisi air maupun lingkungan sungai.
“Ada beberapa titik sungai yang di tempati usaha tahu maupun tempe. Kebanyakan dari mereka membuang limbah mereka ke sungai dan akhirnya bermuara ke sungai Juwana,” ungkap Juru bicara Jampisawan Arif Subekti Jum’at (28/7/2023).
Lokasi berdirinya pabrik tahu maupun tempe memang tidak secara terpusat. Namun Ari mengatakan banyak dari pabrik-pabrik ini berdiri di bantaran anak sungai yang mengarah ke Sungai Silugonggo. Kondisi ini dapat ditemukan mulai dari wilayah Gabus, Jakenan hingga Pati Kota.
Meski belum ada data pasti, Ari mengatakan limbah dari industri rumahan ini cukup mengancam keberlangsungan kehidupan sungai. Limbah yang dihasilkan dari produksi ini dapat mempengaruhi warna hingga aroma air sungai yang terdampak.
“Memang limbah tahu maupun tempe berasal dari bahan organik, tetapi tanpa pengelolaan terlebih dahulu atau dibuang ke sungai secara langsung akan membuat pencemaran lingkungan, termasuk menimbulkan aroma tidak sedap,” kata Ari.
Selain produksi tempe maupun tahu, sektor industri rumahan berupa pengolahan tepung juga menjadi ancaman. Banyaknya produksi tepung di Wilayah Kecamatan Trangkil menyebabkan banyak sungai disekitar tempat industri ikut tercemar.
“Kami juga mendorong pemerintah untuk bergerak di pasar tradisional. Agar sisa sayur dan buah busuk yang biasanya dibuang di sungai tidak ada lagi,” katanya.
Permasalahan tersebut menjadi pekerjaan rumah Jampisawan. Apalagi komunitas yang berbasis di Sungai Juwana tersebut keluar sebagai runner-up dalam Komunitas Peduli Sungai (KPS) 2023 se Jawa Tengah.(Mel)