Kudus, isknews.com – Bupati Kudus Hartopo mengajak mahasiswa menyalurkan hak suaranya dalam Pemilu 2024 mendatang. Sebagai pemegang tonggak kepemimpinan masa depan, peran serta mahasiswa menentukan nasib bangsa ke depan.
“Pemilu sudah di depan mata. Sebagai calon pemimpin masa depan, peran mahasiswa penting,” paparnya saat membuka pendidikan politik bagi masyarakat di RS. Sarkies ‘Aisyiyah, Sabtu (24/6).
Idealisme mahasiswa bisa menjadi kunci mewujudkan Pemilu yang berintegritas. Dengan segala pemikiran kritisnya, pilihan mahasiswa memiliki warna tersendiri dalam Pemilu. Diharapkan, pemimpin yang terpilih nantinya adalah pribadi yang berkompeten dan perhatian kepada masyarakat.
“Saya yakin mahasiswa ini pemikirannya kritis dan idealismenya tinggi. Makanya harus ikut memberikan suara biar pemimpin yang terpilih benar-benar ideal,” tandasnya.
Hartopo meminta mahasiswa tetap akur dan damai walaupun berbeda pilihan. Perbedaan harus disikapi dengan dewasa. Justru, perbedaan memantik diskusi menarik yang memberi ruang dalam berpendapat.
“Kalau berbeda pilihan tidak boleh saling ejek-ejekan. Justru harus disikapi dengan diskusi dan saling bertukar pilihan,” imbuhnya.
Terakhir, Hartopo berpesan agar mahasiswa mulai memikirkan konsep dan tujuan hidup ke depan. Artinya mahasiswa harus mulai menguraikan cara agar cita-cita dapat tercapai. Rencana itu akan jadi arah dalam menentukan pendidikan dan bidang kerja yang digeluti.
“Mulai sekarang harus menentukan rencana hidup. Kuliah di jurusan ini karena pengen jadi ini. Harus dikonsep,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Kudus Mohammad Fitriyanto menjelaskan kegiatan didesain untuk meningkatkan kontribusi mahasiswa dalam pesta demokrasi. Lalu, mahasiswa diharapkan ikut serta dalam upaya menjaga kondusifitas selama Pemilu 2024.
“Para mahasiswa yang hadir diharapkan makin memahami kewajiban dalam menyalurkan suaranya pada Pemilu tahun depan,” ujarnya.
Beberapa pembicara turut hadir dalam kegiatan. Di antaranya Ketua Komisi C DPRD Kudus Rochim Sutopo, Komisioner KPU Ahmad Kholil, dan dipandu Wafda Bintani sebagai moderator. (AS/YM)