Kudus, isknews.com – Liburan sekolah moment yang pas buat pelajar untuk merefresh dengan melakukan hal-hal positif, salah satu diantaranya dengan bermain permainan tradisional.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih menggiring anak-anak lebih tertarik pada gadget dan game online. Permainan tradisional semakin jarang dimainkan dan dikhawatirkan akan punah.
Hal ini yang mendasari Komunitas Kampung Budaya Piji Wetan bersama Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus untuk menyelenggarakan Festival Dolanan Tradisional 2023. Festival yang berisi lomba-lomba permainan tradisional yang lebih sehat dan bermanfaat bagi anak, Kamis 28 Desember 2023
Festival Dolanan Anak juga mengajak anak-anak dan masyarakat untuk bernostalgia dengan permainan-permainan tempo dulu.
Ada tiga dolanan tradisional yang diselenggarakan, yakni gobak sodor, estafet egrang dan boi-boian. Puluhan anak-anak di Kudus ini terlihat sangat antusias mengikuti festival dolanan anak.
Dari pantauan media ini di lokasi, lomba dolanan tradisional berlangsung di dua tempat, panggung ngepringan dan taman dolanan. Lomba ini diikuti anak-anak sekolah dasar dari berbagai usia.
Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini menjelaskan festival dolanan ini bertujuan untuk mengenalkan anak terhadap berbagai permaian tradisional.
Menurutnya, lomba ini sangat bermanfaat khususnya pada tumbuhkembang anak, melatih kreativitas, serta ikut melestarikan permainan tradisional.
“Hari ini kita ajak anak-anak sekitar untuk lepas dari gadget, mereka akan bersosial bersama teman-temannya dan mengajak mereka bernostalgia dolanan tradisional tempo dulu,” kata Zaini kepada wartawan, Kamis 28 Desember 2023.
Ia berharap festival ini bisa mengajarkan anak untuk mengenal budaya di sekitarnya, khususnya permainan tradisional yang hampir punah.
“Bagaimanapun kita berupaya melibatkan anak-anak sebagai subjek pemajuan kebudayaan, kita ajak mereka aktif, mengenal permainan tradisional, bersosial, berbudaya sejak dini,” terangnya.
Ia juga menambahkan, bahwa berbudaya merupakan cara paling arif menyampaikan kemajuan dan pembangunan berkelanjutan.
“Semoga festival ini dapat menjadi ikhtiar untuk masyarakat dalam menumbuhkan kebaikan dan nilai-nilai kearifan lokal di sekitar, menjadi generasi yang lebih maju dan berbudaya kedepannya,” harap Zaini.
Sementara itu, Camat Dawe Famny Dwi Arfana mengapresiasi agenda yang diselenggarakan KBPW dan Disbudpar Kudus.
Famny mengungkapkan, festival ini sangat tepat untuk mengajak anak-anak bernostalgia tempo dulu di era 80-90an.
“Ini adalah permainan tradisional tempo dulu, anak-anak perlu mengenal dan sebisa mungkin ikut melestarikannya.
Dirinya berharap, festival ini dapat menjadi contoh yang bisa diaplikasikan di sekolah dan pendidikan dasar.
“Untuk mengenalkan kepada lebih banyak anak, bisa diadakan lomba-lomba dolanan tradisional di sekolah seperti classmeeting dan lainnya,” ungkap Famny. (AS/YM)