Kudus, isknews.com – “Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa” menjadi tema hangat yang dipersembahkan dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia tahun ini.
Hal yang sama juga digaungkan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten (DKK) Kudus untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian TBC di Kota Kretek.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Kudus Darsono, menyebut, ada 307 pasien TBC yang terduga terdeksi. Dengan rincian, jumlah pasien terduga TB sensitif obat (SO) sebanyak 278 pasien, sedangkan yang resisten obat (RO) sebanyak 29 pasien.
“Jumlah tersebut itu yang suspek,” ujarnya, Rabu (23/03/2022).
Dari jumlah pasien terduga TB, lanjut Darsono, ditemukan 51 pasien diantaranya menunjukkan positif terkena TBC. Yang mana, kesemua pasien positif TB tersebut merupakan pasien SO.
“Kalau yang sudah diobati ada 46 pasien. Yang mana 41 diantara pasien TB SO, yang 5 lainnya pasien TB RO,” tambahnya.
Darsono juga menjelaskan perbedaan dari TB SO dan TB RO. TBC SO sendiri adalah kondisi dimana kuman Mycobacterium tuberculosis masih sensitif terhadap Obat Anti TB (OAT) dengan masa pengobatan selama kurang lebih 6-9 bulan.
Sementara TBC RO adalah kondisi dimana kuman Mycobacterium tuberculosis telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti TB (OAT). Masa pengobatan untuk orang dengan TBC RO berkisar antara 9-24 bulan.
“Kalau TB SO penanganannya dipusatkan di RSUD Kudus, kalau TB RO semua pelayanan bisa bahkan di puskesmas,” tuturnya.
Darsono melanjutkan, untuk tingkat kesembuhan pasien TB sendiri berada di angka 85 persen kesembuhan total. Hal ini juga bergantung dari keseriusan pasien dalam melakukan pengobatan rutin.
“Disamping itu juga harus bisa menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan yang bergizi,” ucapnya. (MY/YM)