Momen Haru Penjemputan ODGJ, Enuh Nugraha Menangis Dipelukan Rekannya Alumni ITB

oleh -2,219 kali dibaca
Sosok Enuh Nugraha saat berpamitan dengan penemu sosoknya yakni Youtuber kanal Sinau Hurip, Sukaryo Adiputra dan Heni isterinya serta sejumlah awak media (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Kabar penemuan kembali Enuh Nugraha (46) pria alumni Teknologi Kelautan Angkatan Tahun 1997 Institut Teknologi Bandung (ITB) di wilayah Kabupaten Rembang yang videonya sempat viral diberbagai media sosial membuat rekan-rekan seangkatannya menyambut gembira dan berupaya menjemput Enuh di Kudus.

Seperti diketahui, Enuh Nugraha sebelumnya sempat viral di kanal Youtube “Sinau Hurip”. Pada kanal youtube yang akhir-akhir ini menghususkan pada kegiatan sosial kemanusiaan dengan upaya mengembalikan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) kepada keluarganya itu sempat mengunggah penemuan sosok penderita ODGJ yang sedang mengais-ngais sampah ditemukan secara tak sengaja di Jalan Lingkar Kabupaten Demak oleh youtuber dan konten kreator Sukaryo Adiputra (46) pengelola kanal tersebut.

Seperti tergambar dari video tayangan di kanal Youtube Sinau Hurip dan sejumlah media sosial lainnya, penemuan Enuh oleh Adiputra yang kemudian melakukan identifikasi berhasil mengetahui bahwa pria tersebut merupakan Alumni dari salah satu kampus elit di Indonesia yakni ITB, yang kemudian viral hingga kabar tersebut tersebar kepada rekan-rekan seangkatannya.

Serentak upaya untuk menemukan kembali Enuh pria asal Bandung digemakan oleh mereka dan berhasil menggerakkan teman-teman alumni seangkatannya untuk berupaya keras menemukan kembali sosok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tersebut.

Setelah dilakukan pencarian Enuh kembali oleh sejumlah pihak, termasuk sang Youtuber, akhirnya pada Rabu (08/10) sosok Enuh Nugraha berhasil ditemukan oleh warga saat sedang menggelandang di wilayah Kabupaten Rembang.

“Saat itu warga langsung menghubungi kami yang sedang berada di wilayah Kabupaten Pati. Kami meminta mas Dwi sang penemu untuk terus mengikuti kemana Enuh berjalan. Tiga jam kemudian kami berhasil bertemu dengan Enuh,” ujar Adi saat ditemui dirumahnya di Desa Singocandi, Kota, Kudus, Jumat (10/11/2023).

Selanjutnya Adi menghubungi rekan-rekan alumninya yang selama ini menghubungi pihaknya.

Dari pantauan media ini saat dilokasi penjemputan Enuh, kisah haru terjadi ketika momen penjemputan Enuh Nugraha. Ia dijemput oleh teman-teman kuliahnya jurusan Teknik Kelautan ITB Angkatan 1997 pada, Jumat (10/11/2023).

Tiga sahabat Enuh Nugraha berangkat dari Bandung menuju Kudus hanya untuk menjemput Enuh yang sempat hilang dalam beberapa tahun terakhir.

Ketiga temannya bersama alumni ITB asal Kudus menemui Enuh Nugraha di rumah Sinau Hurip sekiranya pukul 08.00 WIB.

Pertemuan berlangsung haru ketika sahabat seperjuangan semasa kuliah langsung memeluk Enuh Nugraha. Yang saat ini sudah berpenampilan bersih setelah sempat dimandikan dan dibersihkan serta pakaian baru oleh Tim Sinau Hurip.

Uniknya, Seperti bukan lagi penderita ODGJ, Enuh pun sempat meneteskan air mata ketika melihat teman-temannya datang menjemput dia untuk kembali dan menjalani pengobatan lanjutan di Bandung.

Sukaryo Adiputra menilai bahwa Enuh Nugraha merupakan sosok ODGJ yang pendiam dan kalem. Selian itu, Enuh juga bisa diajak komunikasi, bahkan ingat dengan jelas nama-nama keluarganya dan beberapa nama teman-temannya.

Enuh juga disebut mempunyai pribadi yang bisa menjaga pola hidup bersih, tidur yang cukup, dan gampang minum obat.

Adiputra mengaku senang ketika ODGJ dikenali dan diajak pulang oleh keluarga, teman, atau kerabatnya untuk dirawat lebih lanjut.

Dia berharap, Enuh nantinya bisa dirawat dengan baik oleh tenaga medis, seperti contoh dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) atau tempat rehabilitasi agar bisa sembuh.

Kondisi Enuh, lanjutnya, dipastikan terkena sakit gangguan jiwa. Bukan orang sehat yang menggelandang, atau terlunta-lunta, namun masuk kategori ODGJ. Dengan harapan bisa mendapatakan penanganan secara medis. Selanjutnya dapat rehabilitasi untuk kembali beraktivitas di tengah-tengah masyarakat.

Sementara itu, Irfan Sandi Kusuma juru bicara alumni Teknik Kelautan 1997 mengatakan pihaknya sangat merasa beryukur bisa kembali bertemu Enuh Nugraha. Terakhir berkomunikasi intens pada 2007, Enuh diketahui berpindah-pindah tempat tinggal bersama saudaranya.

Hingga pada tahun 2019, teman dan keluarga mulai intens mencari keberadaan Enuh yang diketahui meninggalkan rumah.

“Syukur alhamdulillah ini hari yang membahagiakan buat kami dari Teknik Lingkungan 97 bisa melihat lagi, ngobrol lagi, senda gurau lagi dengan Enuh,” ungkap Irfan yang datang menjemput Enuh bersama Semedi dan Zulkarnain.

Kepada Mas Adi dan Sinau Hurip, Irfan sangat berterima kasih atas semua bantuan hingga bisa menemukan Enuh.

Selanjutnya setelah dijemput, Irfan mengatakan bahwa Enuh akan tinggal sementara di salah satu rumah alumni. Untuk kemudian, Enuh akan dilakukan pemeriksaan hingga diagnosa oleh ahli kejiawaan hingga dokter kesehatan lainnya agar mendapat pandangan penanganan selanjutnya untuk Enuh.

“Enuh anaknya cerdas, pintar, dan suka menolong. Di bidang akademik, Enuh salah satu yang terbaik di angkatan kami, bahwa IPK dia itu 2,97 waktu itu, dan itu tidak mudah didapat mahasiswa ITB, kecuali dia cerdas,” ungkap Irfan menceritakan sosok Enuh.

Namun saat disinggung mengenai sosok perempuan bernama Sri Endah, Irfan sebagai teman Enuh Nugraha tidak mengetahui secara pasti bagaimana kisah mereka berdua.

Kecerdasannya di bidang pemrograman dan beberapa mata kuliah lain kerap menjadi tumpuan konsultasi teman-teman kuliah Teknik Kelautan angkatan 1997. Bahkan, Enuh menyabet Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 2,97 di ITB.

“IPK sebesar itu di ITB saat itu termasuk tinggi dan baik,” ujar Irvan salah satu kawan seangkatan Enuh yang turut serta menjemput.

Dia putus hubungan dengan teman-temannya sejak 2006-2007 ketika tinggal bersama saudaranya.

Pada puncaknya reuni angkatan ke-20 pada 2017, Enuh tidak hadir, menambah penasaran teman-teman satu angkatannya yang merasa kehilangan sosok yang pernah menjadi mahasiswa teladan di ITB.

“Jumlah mahasiswa Teknik Kelautan ITB angkatan 1997 hanya 32 dan hanya Enuh yang dalam reuni tidak hadir, karena tidak jelas keberadaannya. Tapi kini kami gembira semua anggota alumni kami telah lengkap,” ujar Irfan. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.