MTQ Al-Mubarok Kudus Gelar Tasyakuran Khotmil Qur’an dan Peringatan Isra’ Mi’raj

oleh -768 kali dibaca
Foto: Santri Putri di Ma’had Tahfidz Qur’an (MTQ) Al-Mubarok Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kudus. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Ma’had Tahfidz Qur’an (MTQ) Al-Mubarok Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kudus, menggelar acara Tasyakuran Khotmil Qur’an sekaligus memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada Minggu siang (26/1/2025). Acara ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan santri, seperti tahlil, nadzom tajwid, dan fiqih, serta lantunan sholawat dan rebana oleh grup JQH As-Syauq IAIN Kudus dengan tamu istimewa Gus apank.

Dalam kegiatan tersebut, diselenggarakan pula sesi tanya jawab tajwid dan sambung ayat dari surat-surat pendek, yang semakin memperkaya rangkaian acara. Haflah khotmil Qur’an kali ini istimewa karena hanya diikuti oleh satu santri, Fatimah Anisalikha (18), yang berhasil menyelesaikan pembelajaran 30 juz Al-Qur’an.

Ustaz Nur Said, pengasuh MTQ Al-Mubarok, menjelaskan bahwa haflah di pondok ini lebih mengutamakan kualitas dari pada kuantitas. “Sistem kami menggunakan standar kemampuan. Setiap santri yang dihaflah harus lulus ujian meliputi tajwid, ghorib, sambung ayat, dan hafalan surat-surat pendek,” ujar Nur Said.

Proses seleksi santri yang akan dihaflah sangat ketat. Tidak hanya pengasuh, teman sekelas juga ikut menguji kemampuan mereka. Selain itu, sebelum pelaksanaan haflah, para santri yang tidak dihaflah diberikan kesempatan tampil dalam berbagai sesi acara seperti menjadi MC dan melantunkan tahlil, yang memerlukan waktu latihan minimal satu bulan.

“Santri yang tampil atau memegang acara ini sepenuhnya berasal dari internal pondok. Mereka belajar untuk mandiri dan tidak hanya menjadi penonton,” tambah Nur Said.

Sejak berdirinya pada 2018, MTQ Al-Mubarok telah meluluskan sekitar 20-an santri yang dihaflah. Saat ini, pondok memiliki sekitar 60 santri aktif dengan rentang usia mulai dari 5 tahun hingga dewasa, termasuk mereka yang sudah menikah. Proses belajar di MTQ Al-Mubarok dilakukan dalam dua shift, yakni sore hari mulai pukul 16.00 hingga Maghrib, dan malam hari dari Maghrib hingga pukul 20.00 atau lebih.

Dalam kegiatan belajar, Al-Qur’an menjadi fokus utama pembelajaran, termasuk tajwid, tauhid, dan terjemahan Al-Qur’an. Santri ditempatkan di kelas berdasarkan kemampuan, bukan usia.

Ustaz Nur Said berpesan kepada para santri agar terus belajar dan tidak merasa puas dengan ilmu yang sudah diperoleh. “Kepuasan hanya akan menghambat keinginan untuk belajar. Bagi yang belum dihaflah, teruslah belajar hingga mampu memahami dan mengamalkan ilmu Al-Qur’an,” tuturnya.

Pondok yang didirikan untuk membimbing generasi muda menghafal Al-Qur’an ini tidak hanya diisi oleh santri dari Desa Gondoharum, tetapi juga dari desa-desa sekitar hingga wilayah Kabupaten Pati. Kegiatan seperti tasyakuran ini menjadi salah satu cara untuk menanamkan semangat cinta Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :