Kudus, isknews.com – Kegiatan Muria Summer Festival 2024 yang digelar untuk memeriahkan Hari Jadi Kudus ke-475, menjadi ajang penting bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kudus.
Event yang berlangsung dari tanggal 27 hingga 29 September 2024 di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus ini menyediakan 150 stand, dengan harga sewa Rp2 juta untuk tiga hari.
Muria Summer Festival 2024 menjadi kesempatan besar bagi para pelaku UMKM untuk mempromosikan produk mereka kepada masyarakat luas, meskipun harga sewa stand memicu reaksi penyewa. Harga tersebut sebagian ada yang melihatnya normal, mengaku mahal bahkan ada pula yang ingin tapi tidak jadi ikut serta dalam acara tersebut.
Salah satu penyewa stand yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap harga tersebut. Menurutnya, harga sewa tersebut dianggap mahal, terutama mengingat fasilitas yang disediakan masih kurang.
“Kalau saya pribadi, harga segitu (Rp2 juta) seharusnya tenda juga ada flooring dan penutup tirai, jadi ndak usah bawa peralatan sendiri. Kalau bisa, lebih murah lagi karena ini untuk mendukung pelaku UMKM, jangan sampai Judulnya expo UMKM, tapi harga (sewa stand) nya tidak ramah UMKM,” ujarnya.
Di sisi lain, pandangan berbeda disampaikan oleh Karinda Argiyana, Owner Nadhera Luxury, yang menyewa 16 stand dalam kegiatan ini. Menurutnya, harga sewa per stand Rp2 juta masih tergolong wajar dan layak.
“Untuk harga sewa per satu stand, mulai dari Rp1-2 juta. Alhamdulillah, menurut saya worth it,” ungkap Karinda saat ditemui di lokasi festival pada Jumat (27/9/2024).
Karinda merupakan satu-satunya penyewa stand terbanyak dalam kegiatan itu. Ia menyewa 16 stand untuk lebih memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas.
Sementara itu, Ovi, Owner Ovie Management, juga membenarkan bahwa ada biaya sewa stand dalam pelaksanaan acara tersebut. Namun, ia memilih tidak menyebutkan secara spesifik harga sewa karena menganggapnya sebagai privasi.
“Iya, ada biayanya. Ngapunten (maaf) ya, tidak bisa saya share karena privasi. Biaya tersebut untuk membackup semua, walaupun ada dana anggaran dari dinas, tapi tidak semuanya dari dinas,” jelasnya di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Jumat (27/9/2024) siang.
Menurut Ovi, biaya sewa digunakan untuk mendukung keseluruhan acara, termasuk pembayaran talent, band, musik dangdut, dan pengadaan properti lain seperti upgrade panggung rijing yang sebelumnya sudah dianggarkan dari rencana anggaran biaya (RAB) dari dinas terkait.
Masih di tempat yang sama, Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati bahwa saat ditanya mengenai biaya sewa stan yang dianggap terlalu tinggi, Rini menyatakan bahwa ia tidak mengetahui hal tersebut dan belum ada koordinasi maupun kesepakatan harga dengan pihak penyelenggara.
“Saya belum mendapat konfirmasi apa pun. Jika memang ada biaya, sebaiknya ringan, atau bahkan gratis, karena tujuannya untuk mendukung perkembangan UMKM di Kudus,” ujarnya.
Rini melanjutkan, Acara ini didanai dari APBD Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp195 juta. Total ada 150 stand yang disediakan, terdiri dari pelaku UMKM food and beverage (FnB), fashion, ekraf, serta stand khusus untuk OPD Kudus dan setiap kecamatan.
Rini juga menyebut bahwa dari dana APBD tersebut, hanya mampu memfasilitasi 20 stand, sementara 20 stand lagi didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Selebihnya, partisipasi datang dari event organizer (EO).
“Dengan adanya event ini, kami berharap bisa meningkatkan pemberdayaan pelaku UMKM Kudus agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ujar Rini. (AS/YM)