KUDUS, isknews.com – Lazimnya sebuah destinasi wisata, sebuah obyek wisata akan ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari libur termasuk juga museum, namun tidak seperti museum pada umumnya yang selalu ramai dengan pengunjung pada hari libur, baik hari Minggu maupun hari libur resmi lainnya, yang terjadi pada Musem Purbakala Patiayam. Justru pada hari libur itulah, museum yang berada di Desa Terban, Kecamatan Jekulo itu, sepi dari pengunjung walaupun bukannya sama sekali tidak ada datang. Namun di luar hari libur, pengunjungnya cukup banyak. Sehingga jumlahnya mencapai rata-rata 1500-2000 orang per bulan. Itu karena sebagian besar pengunjung didominasi oleh pelajar.
Siti Hasnah, juru pelihara Museum Purbakala Patiayam, kepadaisknews.com, yang datang ke lokasi musem di Desa Terban, Minggu (9/8), membenarkan hal itu. Meskipun bisa dikatakan sering sepi pengunjung, namun pada hari libur, termasuk hari Minggu, museum tetap dibuka, bahkan petugas pun siap menerima dengan baik, termasuk memberikan info tentang sejarah Situs Patiayam, dan barang-barang koleksi yang dipajang di ruang pamer museum tersebut.
Sedangkan pada hari kerja, petugas museum yang berjumlah 8 orang itu, lebih siap lagi bahkan menyediakan diri semaksimal mungkin menjabab semua info yang ditanyakan, karena pengunjungnya adalah para pelajat dari SD hingga SMA di Kudus dan sekitarnya. Para pelajar itu berkunjung ke Museum Purbakala dalam rangka penugasan oleh pihak sekolah, disertai guru pembibing.
“Sebelum berkunjung ke sini, pihak kepala sekolah yang bersangutan sudah mengirim surat pemberitahuan lebih dahulu, sehingga kami pun sudah menyiapkan diri menyambut kedatangannya pada hari yang sudah ditentukan,” ungkap Siti Hasnah, seraya menjukkan daftar hadir pengunjung di buku tamu yang disedikan pihak museum.
Mengenai koleksi barang purbakala yang sudah dipajang di museum, dia menerangkan karena keterbatasan ruangan museum seluas 110 m2 itu, baru sebagian yang bisa didisplay, dintararanya replika fosil gajah purba satu tubuh lengkap, fosil sepang gading gajah utuh, dan potongan tulang dari berbagai binatang purba yang ditemukan di lakasi Situs Patiayam, seperti harimau, rusa, banteng, dan bebrapa jenis hewan laut. “Selain itu, ada pula koleksi berupa peralatan yang diperkiarakan dari zaman purba, yakni sejenis kampak yang terbuat dari batu.”
Setelah menempati gedung yang baru, sejak sekitar 8 bulan lalu, keberadaan museum, termasuk ruang pamernya memang lebih tertata dan teresa nyaman bagi pengunjung. Karena selain koleksi yang didisplai, pada dinding atau meja di belakang koleksi tersebut, dilengkapi dengan inforamasi secara tertulis tentang barang atau benda yang dipajang. Sehingga pengunjung bisa mebaca bahkan ada pula yang mencatat. Sebelum pindah, museum menempati ssebuah bangunan di halaman Balai Desa Terban. Sebelum di balai desa, rumah saya yang pertama kali digunakan untuk Museum Patiayam,” tutur Siti Hasnah. (DM)