KUDUS, isknews.com – Menghadapi cuaca yang eskstrim seperti sekarang ini, para Kepala Sekolah Dasar (Kasda) di Kabupaten Kudus, diminta untuk perduli terhadap lingkungan sekolahnya masing-masing, antara lain dengan membersihkan kamar mandi dari jentik nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Langkah itu sebagai antisipasi berjangkitnya penyakit DBD, terutama di lingk…ungan sekolah.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Pemuda Olah Raga (Dikdispora) Kabupaten Kudus, Kasmudi, yang dihubungi isknews.com, Jumat (12/2), mengatakan hal itu. Menurut dia, dalam cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini, yakni hujan dan panas silih berganti, berpotensi berjangkitnya penyakit DBD, yang sumber atau asalnya bisa dari mana saja, termasuk di lingkungan SD. “Anjuran pemerintah pencegahan DBD, dengan cara 3 M, menguras, menutup dan mengubur, untuk sekarang ini masih efektif dilakukan. Namun untuk dilingkungan SD, yang harus rutin dilakukan, adalah M yang pertama, menguras kamar mandi.”
Menguras yang dimaksud, ungkapnya lanjut, tujuan utamanya adalah membersihkan kamar mandi dari jentik-jentik nyamuk DBD, sehingga bisa mencegah dan tidak menjadi tempat berkembangnya nyamuk DBD. Karena sebagaimana diketahui, nyamuk DBD berkembang dan hidup justru di air yang bersih, karena itu, untuk menguras kamar mandi di SD tidak perlu dengan diagendakan, misalnya seminggu sekali. “Pokoknya, begitu melihat air di kamar mandi terdapat atau ada jentik-jentik nyamuk, segera kuras dan bersihkan.”
Tanam Pohon
Kasmudi menerangkan, sosialisasi mengenai kepedulian para Kasda terhadap lingkungan di sekolahnya itu, sudah dilakukan sejak musim hujan berlangsung, yakni sekitar 2 bulan lalu. Selain yang berkaitan dengan penyakit DBD, dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan hijau, setiap sekolah diminta untuk menamam pohon. “Pohon yang ditanam, diusahakan yang menghasilkan, pohon buah-buahan.”
Dari pantuan yang dilakukan pihaknya, sudah banyak SD di Kudus yang melakukan hal itu. Pohon yang ditanam, sesuai yang dianjurkan, adalah yang cepat berbuah, seperti rambutan, mangga dan sebagainya. Bibit tanaman itu merupakan sumbangan dari para orang tua atau wali murid. “Sepanjang bibit yang diberikan ke pihak sekolah itu tidak membeli, yakni berasal dari pekarangan rumah para orang tua siswa, tidak ada yang kebearatan. Apalagi untuk kebutuhan sekolah tempat anaknya menimba ilmu,” tegas Kabid Dikdas itu. (DM)