Okupansi Hotel di Cepu hanya 30 Persen

oleh -1,120 kali dibaca
15095052_1338697282816943_4615388720136983386_n
Heri Kristanto, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Badan Perwakilan Cabang (BPC) Blora (Foto: Ahmad Sampurno)

Blora, isknews.com (Lintas Blora) – Sektor minyak dan gas (Migas) berdampak besar pada pendapatan hotel. Terbukti, Berakhirnya proyek lapangan Banyuurip di Bojonegoro Jawa Timur, berdampak besar pada tingkat hunian (okupansi) hotel di Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Badan Perwakilan Cabang (BPC) Blora, Heri Kristanto, dibanding tahn 2015 lalu okupasni hote jauh berbeda. “Tahun lalu bisa mencapai 90 %. Sekarang ini turun sampai 30 %,” kata Heri.

Praktis, hal itu menjadi kendala hotel dalam beroperasi karena mengalami pengurangan pendapatan. Sedangkan ongkos operasional hotel hanya sebagian kecil yang bisa dipangkas. “Dan tidak mungkin upah karyawan dilakukan pengurangan mapun pengurangan karyawan. Kalau operasional lain bisa dihemat,” terangnya.

Sehingga perlu trobosan lain untuk meningkatkan kembali okupansi dari sector lain selain migas. Yakni dengan menggenjot sector wisata yang ada di wilayah Kabupaten Blora. Diyakini bisa menggairahkan kembali perhotelan yang mengalami kelesuan. Serta bisa menghidupkan usaha lain sekitar wisata. “Untuk menigkatkan kembali kita harus mendatangkan wisatawan,” ungkap Heri.

Sebagaimana diketahui, di Cepu terdapat puluhan hotel dari kelas bawah hingga bintang lima. Saat ini, sector usaha tersebut tengah mengalami kelesuan. Yang tentunya berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Blora dari pajak. Lantaran okupansi hotel menurun. Untuk itu, perlu dengan serius menggarap wisata di Blora, “Prinsipnya menghidupkan perekonomian,” pungkasnya. (As)

KOMENTAR SEDULUR ISK :