Pemkab Kudus Anggarkan Miliaran Rupiah untuk Jamin Pendidikan Warganya

oleh -1,488 kali dibaca

 

KUDUS – Totalitas Bupati Kudus H Musthofa dalam memajukan dunia pendidikan di wilayah kerjanya sudah tidak diragukan lagi. Bupati Musthofa dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya pendidikan bagi anak demi masa depan yang gemilang.PENDIDIKAN-SMK (2)

Dia tidak ingin ada anak Kudus yang putus sekolah gara-gara alasan tidak mampu atau keterbatasan dana. ”Jangan sampai ada anak (usia sekolah) yang tidak sekolah hanya gara-gara orang tuanya tidak mampu secara ekonomi,” tegas Bupati Musthofa.

Tidak hanya dalam kegiatan resmi. Meski tidak teragendakan secara formal, seringkali Bupati Musthofa saat ‘blusukan’ menyapa warga desa untuk bisa mengetahui kondisi warganya secara langsung. Dengan kegiatan semacam ini, warga pun merasa makin dekat. Bahkan bisa dikatakan tanpa lagi ada sekat antara pemimpin dengan yang dipimpin.

Sebagai wujud nyata dari tekad tersebut, Bupati Musthofa sudah mengeluarkan kebijakan untuk dunia pendidikan di Kudus. Yakni, dengan menerapkan program Wajib Belajar 12 Tahun atau setidaknya setiap anak di Kudus lulus SMA atau sederajat.

Dalam bidang pendidikan, dana miliaran rupiah telah dianggarkan dalam APBD setiap tahunnya untuk mendukung upaya suksesnya Wajib Belajar 12 Tahun. Anggaran tersebut termasuk bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Untuk itu, harus ada dukungan secara aktif dari masyarakat guna menyukseskan program ini.

Ketika periode pertama, Bupati memberikan kesempatan warganya yang karena keterbatasan ekonomi, untuk tidak segan-segan memberitahukan kepada kepala desa, camat, dinas pendidikan, atau langsung kepada bupati. Dengan demikian, maka Pemkab Kudus akan dengan cepat menangani persoalan tersebut. Sehingga, anak yang bersangkutan dapat melanjutkan sekolahnya.

Bupati menambahkan, anggaran dari APBD Kabupaten Kudus yang digelontorkan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 sebesar Rp 306,18 miliar terus mengalami peningkatan. Hingga di tahun 2016 ini dengan total anggaran pendidikan sebesar Rp 710,7 miliar atau sebesar 37 persen APBD Kabupaten Kudus.

Dengan total anggaran di tahun 2016 tersebut, Bupati Musthofa telah membebaskan biaya pendidikan di sekolah negeri dari SD hingga SMA/SMK. Sedangkan untuk sekolah swasta, Pemkab Kudus meng-cover sebesar 20 persen.

Bisa dikatakan, inilah pikiran liar Bupati Musthofa yang patut diapresiasi pada masa sewindu kepemimpinannya di Kudus. Keseriusan memajukan pendidikan ini telah berbuah manis di tahun 2010 lalu. Kudus mendapatkan penghargaan dari Presiden RI berupa Satyalancana Pembangunan Bidang Pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari prakarsa Bupati Musthofa yang didukung seluruh elemen pendidikan dan segenap warga Kudus.

Apresiasi tidak berhenti sampai di situ saja. Di tahun 2014 kemarin Bupati Musthofa juga menerima penghargaan Kihajar (kita harus belajar) dari pemerintah pusat yang diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Ini berkat prestasi pendayagunaan teknologi dan informasi dunia pendidikan di Kudus.

Program yang dicanangkan Bupati Musthofa mulai menumbuhkan hasil. Prestasi siswa-siswi Kudus patut dibanggakan dengan berbagai penghargaan baik di tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Sehingga, kini bukan hal baru lagi ketika mendengar atau membaca berita tentang prestasi anak Kudus yang menonjol di level internasional. Siswa terus dimotivasi agar terus punya inovasi dan kreativitas dan tidak cepat berpuas diri.

Di sisi lain, angka partisipasi pendidikan pun terus mengalami tren meningkat. Dari tahun 2008, untuk SD/sederajat sebesar 102,16 persen meningkat menjadi 105,89 persen di tahun 2015.

Untuk SMP/sederajat tahun 2008 sebesar 96,57 persen menjadi 105,49 persen di tahun 2015, dan SMA/sederajat sebesar 64,88 persen di 2008 menjadi 91,74 persen di tahun 2015. Sehingga Kudus kini mendapatkan predikat partisipasi pendidikan 12 tahun tuntas utama.

Bupati bertekad membekali anak-anak bangsa dari Kudus dengan pendidikan yang berkualitas. ”Meski tanpa menggunakan APBD, Pemkab Kudus mengupayakan hal tersebut dengan menggandeng pihak perusahaan. Hasilnya untuk menyiapkan sarpras dan kurikulum penunjang pendidikan kejuruan dengan keahlian khusus,” imbuh Bupati.

Sebut saja sekolah animasi, sekolah maritim, sekolah fesyen, sekolah kuliner, sekolah teknologi informasi, atau mungkin sekolah kecantikan kulit merupakan hasil nyata kerja sama itu. Kini, meski belum lulus, siswa-siswi di Kudus sudah ”dipesan” oleh berbagai perusahaan.

Terwujudnya cita-cita bukanlah sebuah kemustahilan. Dengan komitmen pemerintah daerah dan partisipasi seluruh masyarakat hal itu akan membuahkan hasil yang terbaik. Setidaknya, upaya di bidang pendidikan ini yang akan membekali anak-anak bangsa berjuang meraih masa depan yang semakin baik.(adv)

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :