Peringatan Kwan Im Hoet Tjo Matjo Tahun 2567 Imlek di Juwana Berlangsung meriah

oleh -1,298 kali dibaca

Pati,isknews.com – (26/03) Acara yang digelar setiap tahun oleh warga Tionghoa bermaksud mengingat perjuangan nenek moyang yang mereka percaya bahwa leluhur merupakan pembawa berkah bagi keturunanya.

Acara tersebut dimeriakan adanya arak-arakan barongsai dan marchend band yang memutar di jalan-jalan protokol kota Juwana.

Menurut Ketua Umum Klenten Tjoe Tek Bio Edi, “Peringatan ini dilaku

image

image

image

kan dengan tujuan supaya keturunan Tionghoa  dan khususnya warga Juwana serta masyarakat Pati pada umumnya mendapatkan berkah dari Tuhan. Acara juga dilakukan ritualitas atau sembahyang tolak balak di klenteng Kwan Im Hoet, sembahyang ini dilakukan dengan harapan tidak ada gangguan dan mara bahaya bencana serta semua mahluk Tuhan hidup dengan aman, tentram dan sejahtera.”

Acara tersebut juga mempunyai sejarah penting yang berhubungan antara pemilik klenteng dan Klenten nya.

Klenteng atau kelenteng (bahasa Hokkian:  miao) adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya.

Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai penganut agama Konghucu, maka klenteng dengan sendirinya sering dainggap sama dengan tempat ibadah agama Konghucu.

Di beberapa daerah, klenteng juga disebut dengan istilah tokong.
:: Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara.
Kelenteng adalah istilah “Generic” untuk tempat ibadah yang bernuansa arsitektur Tionghoa, dan sebutan ini hanya dikenal di pulau Jawa, tidak dikenal di wilayah lain di Indonesia, sebagai contoh di Sumatera mereka menyebutnya Bio; di Sumatera Timur mereka menyebutnya Am dan penduduk setempat kadang menyebut Pekong atau Bio; di Kalimantan di etnis Hakka mereka sering menyebut Thai Pakkung, Pakkung Miau, Shinmiau. Tapi dengan waktu seiring, istilah ‘kelenteng’ menjadi umum dan mulai meluas penggunaannya.

:: Klenteng bagi masyarakat Tionghoa tidak hanya berarti sebagai tempat ibadah saja. Selain Gong-guan (Kongkuan), Klenteng mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan komunitas Tionghoa dimasa lampau. (war)


KOMENTAR SEDULUR ISK :