Kudus, isknews.com – Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) menjadi momen penting bagi Kabupaten Kudus untuk mengevaluasi pemberdayaan atlet, terutama atlet perempuan. Acara ini juga menjadi kesempatan untuk memberikan apresiasi bagi mereka yang telah berprestasi di tingkat nasional dan internasional.
Berbagai kendala seperti pendanaan dan sarana prasarana (sarpras) masih menjadi tantangan besar bagi kemajuan olahraga di daerah ini. Meski pembinaan terus dilakukan, banyak cabang olahraga (cabor) yang masih membutuhkan dukungan lebih besar agar bisa berprestasi lebih optimal.
Ketua KONI Kudus, Sulistiyanto, mengungkapkan bahwa beberapa kegiatan olahraga telah terlaksana dengan baik.
“Kejuaraan panjat tebing di SMA 1 Kudus, turnamen catur non-master di Yaman Krida, serta kompetisi e-Sport di Balai Desa sudah berhasil diselenggarakan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa masih banyak agenda penting yang akan digelar dalam waktu dekat.
“Kami akan mengadakan UMK Cup dan Bupati Cup pada 28 Oktober mendatang untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda,” ujarnya.
Dalam peringatan Haornas kali ini, ada wacana untuk memberikan penghargaan lebih besar kepada para pelaku olahraga yang berjasa.
“Belum ada penghargaan yang layak bagi atlet dan instansi yang berkontribusi besar, seperti PT Djarum yang mendukung bulutangkis, sepakbola putri, dan memfasilitasi panahan serta atletik,” ujar Sulistiyanto.
Selain PT Djarum, ia juga menyoroti peran PT Sukun dalam mendukung beberapa cabang olahraga lainnya.
“PT Sukun turut membantu cabor voli, tenis lapangan, dan sepakbola melalui kompetisi Askab U17-19,” tambahnya.
Sulistiyanto menegaskan bahwa momen Haornas seharusnya dimanfaatkan untuk memberikan apresiasi besar kepada para patriot olahraga yang telah berperan dalam pembinaan atlet Kudus.
“Penghargaan dari pemerintah daerah juga diperlukan untuk mengakui dedikasi instansi dan pelaku olahraga,” tegasnya.
Menurutnya, apresiasi tersebut penting untuk meningkatkan motivasi para atlet dan instansi dalam mendukung pembinaan olahraga di Kudus.
“Kita perlu terus memperkuat hubungan antara pemerintah, atlet, dan dunia usaha dalam memajukan olahraga,” katanya.
Tantangan terbesar yang dihadapi olahraga di Kudus saat ini adalah keterbatasan dana dan sarpras. Beberapa cabor, seperti tarung derajat, tenis, dan karate, masih kekurangan dukungan finansial yang memadai untuk mencapai hasil maksimal.
Sulistiyanto menjelaskan bahwa dari 53 pengurus kabupaten (Pengkab) cabor di Kudus, sekitar 80 persen harus bergerak secara mandiri tanpa bantuan signifikan.
“Pola latihan yang tersistem sangat diperlukan untuk mencapai prestasi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran perusahaan dalam mendukung olahraga di Kudus.
“Dukungan dari perusahaan besar bisa menjadi solusi untuk mengatasi mahalnya biaya pembinaan olahraga,” jelasnya.
Dengan dukungan yang lebih baik, diharapkan Kudus mampu melahirkan lebih banyak atlet berprestasi di tingkat nasional dan internasional, serta memajukan olahraga di semua cabang yang ada. (YM/YM)