Pertumbuhan Ekonomi Nasional Diatas 5 Persen

oleh -985 kali dibaca
Pakar ekonomi Unand, Dr. Hefrizal Handra (Ist)

Padang,  isknews.com – Saat ini, perekonomian nasional saat ini berjalan pada jalur yang baik dan benar. Sedangkan parameter kesuksesan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal itu diungkapkan oleh pakar ekonomi Unand, Dr. Hefrizal Handra yang menyatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir (periode 2016-2018), ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen dan inflasi rata-rata 3 persen.

“Sementara itu, capaian ekonomi indonesia yang singnifikan adalah inflasi yang relatif rendah yaitu 3 persen yang merupakan pencapaian yang sangat bagus jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, khususnya di tengah fluktuasi ekonomi global saat ini” ungkap pria yang akrab disapa Dr. Udan dalam kegiatan Talk show di Radio Classy FM Padang tema Analisis Capaian Ekonomi Indonesia Tiga Tahun Terakhir (28/01).

Sementara angka pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2018 sebesar 5,34 persen (data BPS) dan itu merupakan prestasi yang sangat baik ucap Dr. Udan.

Lebih lanjur pakar ekonomi Unand ini menjelaskan, tahun 2018, jumlah hutang di Indonesia meningkat Rp, 1.500 T. Angka tersebut dianggap besar oleh sebagian pengamat namun dilihat dari indikator makro (rasio hutang terhadap PDB) angka tersebut tidak besar. Nilai PDB Indonesia tahun 2018 mencapai Rp. 15.000 T, maka jika memiliki hutang sebanyak Rp. 4.000 T maka rasio hutang Indonesia hanya sekitar 29%. Angka tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan Malaysia yang rasio hutangnya mencapai 60% dari PDB.

Sejalan dengan itu, pengelolaan hutang kita sangat hati-hati dan tidak sembarangan. Indonesia bukan negara terisolasi sehingga banyak diamati oleh pengamat ekonomi global. Dan rasio hutang Indonesia masih sangat kecil dan Indonesia butuh investasi dari luar negeri.

Jangan samakan hutang negara dengan hutang individu. Adakalanya negara perlu menerbitkan surat hutang untuk menyerap tabungan masyarakat dan dimanfatakan untuk pembangunan di berbagai sektor. Pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan investasi jangka panjang dan bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Dr. Udan menganggap bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ini terlalu konservatif karena terlalu berhati-hati dalam menetapkan target (target pendapatan, target belanja dan target defisit yang dibiayai oleh hutang). Padahal ia sudah memproyeksikan rasio hutang negara hingga tahun 2030 yang dinilai masih sangat aman apabila setiap tahunnya Indonesia menambah hutang hingga 3%. Karena melihat tingkat petumbuhan ekonomi Indonesia yang masih sangat menguntungkan di tengah perekonomian global. (*)

KOMENTAR SEDULUR ISK :