Kudus, isknews.com – Ratusan mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar aksi demonstrasi di halaman kampus dan depan kantor rektorat pada Senin (13/11/2024). Mereka menuntut Rektor UMK, Prof. Dr. Sudarsono, untuk turun langsung menemui massa dan memberikan penjelasan terkait seringnya terjadi gangguan pada server kampus.
Masalah ini dinilai sangat mengganggu pembelajaran berbasis e-learning dan proses administrasi akademik lainnya.
Kejora, salah satu mahasiswa Fakultas Teknik, menjelaskan bahwa gangguan server telah menjadi keluhan mahasiswa selama empat tahun terakhir. Menurutnya, server kampus yang digunakan untuk platform e-learning “Sunan” dan “portal” serever yang terkait akademik sering kali mengalami error, terutama saat periode pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan pembayaran kuliah.
“Server sering sekali error, kadang sampai satu hari penuh. Ketika KRS-an, saya dan teman-teman kesulitan mengambil mata kuliah, bahkan harus menunggu sampai seminggu untuk bisa mengakses ulang,” ungkap Kejora.
Kejora juga menyebut, masalah yang sama terjadi pada platform “Sunan”, yang digunakan untuk pengumpulan tugas dan absensi.
“Error ini bahkan memengaruhi nilai kami karena ada dosen yang tidak percaya jika tugas tidak terkirim akibat sistem bermasalah,” tambahnya.
Sementara itu koordinator aksi yang juga Presiden BEM UMK Helmi Yahya mengaku pihaknya sudah muak atas sejumlah kendala error yang dialami server kampus.
” Persoalan server sudah bertahun-tahun tidak diselesaikan, meski sudah sering diadukan ke rektorat dan Lembaga Sistem Informasi (LSI) kampus,” ujar Helmi.
Ia juga menyoroti ketidakhadiran Rektor UMK dalam aksi tersebut. “Kemarin, saat kami memberikan surat pemberitahuan aksi, Rektor menyatakan akan menemui kami. Namun, hari ini beliau menghilang, menunjukkan sikap tidak peduli,” tegasnya.
Mahasiswa juga mempertanyakan dugaan penyalahgunaan server oleh oknum yang mungkin memanfaatkannya untuk kegiatan ilegal, seperti judi online.
“Kami tidak menuduh secara langsung, tapi ini harus ditindaklanjuti. Kami sebagai mahasiswa hanya menuntut fasilitas yang layak sesuai dengan hak kami,” tegasnya.
Mewakili Rektor yang tidak hadir dalam aksi yang disebut karena sedang berada di luar kota, Wakil Rektor III UMK, Sugeng Slamet yang hadir menemui wartawan, mengakui bahwa masalah server telah berlangsung cukup lama dan menjadi perhatian serius pihak kampus.
“Kami terus berupaya memperbaiki sistem. Ada kendala internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja server, termasuk isu keamanan data yang sempat terjadi secara nasional,” jelas Sugeng.
Ia juga menambahkan bahwa kampus telah meminta LSI untuk meningkatkan kapasitas server guna memenuhi kebutuhan mahasiswa.
“Kami mengapresiasi aksi mahasiswa sebagai bentuk kepedulian. Namun, perlu waktu untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh,” katanya.
Sugeng Slamet menyatakan bahwa rapat pada 14 November yang pihaknya gelar telah menghasilkan langkah tindak lanjut, antara lain penunjukan Dekan Fakultas Teknik sebagai koordinator perbaikan layanan IT, sinkronisasi aplikasi, intensifikasi log gangguan.
“Serta penjadwalan ulang aktivitas akademik untuk mencegah gangguan sistem,” tuturnya.
Meski mendapatkan penjelasan, mahasiswa tetap meminta rektor langsung hadir memberikan pernyataan resmi terkait langkah konkret yang akan diambil.
“Kami butuh kepastian, bukan sekadar retorika. Masalah ini sudah terlalu lama dibiarkan,” ujar salah satu peserta aksi.
Aksi demonstrasi yang berlangsung damai ini diakhiri dengan pernyataan mahasiswa bahwa mereka akan kembali menggelar aksi jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi. (YM/YM)