Kudus, isknews.com – Panitia Penerbitan Tembang Puisi bagi Jumari menggelar Sayembara Baca Puisi dan Parade Puisi Mendedah Jumari, di Universitas Muria Kudus, Sabtu (29/1/2022).
Puluhan peserta membludak dari yang ditargetkan panitia sebelumnya, “Dari target 35, yang mendaftar 45, jadi lebih dari target sebelumnya,” kata Ketua Panitia Tiyo Ardianto kepada isknews.com di sela-sela acara.
Sebanyak 45 peserta tersebut, berasal dari Banyumas, Jepara,. Kendal, Semarang, Salatiga, Surakarta, dan sebagainya. Usia peserta bervariasi, dari umur 10 tahun hingga 53 tahun.
Sayembara Baca Puisi dari buku Tembang Puisi bagi Jumari adalah ajang kompetisi yang pesertanya tidak dibatasi oleh usia, profesi, dan domisili.
Dijelaskan Tiyo, Panitia Penerbitan Tembang Puisi bagi Jumari terbentuk pada 11 Juni 2021, satu hari setelah penyair Jumari Hs wafat. Panitia ini terbentuk atas dorongan batin yang kuat untuk melahirkan suatu karya bersama demi mengantarkan sekaligus menandai wafatnya penyair Jumari Hs.
“Panitia ini terdiri dari Mukti Sutarman Espe, Sosiawan Leak, Jimat Kalimasada, dan saya sendiri, Tiyo Ardianto,” ujarnya.
Peserta berkesempatan memenangkan hadiah berupa Juara I : Rp1.000.000, tropi, sertifikat, dan souvenir, Juara II : Rp750.000, tropi, sertifikat, dan souvenir, Juara III : Rp500.000, tropi, sertifikat, dan souvenir dan Juara IV : Rp300.000, tropi, sertifikat, dan souvenir.
Diketahui, kata Tiyo, Penerbitan antologi puisi Tembang Puisi bagi Jumari telah melibatkan lebih dari 100 penyair Asia Tenggara dan telah diluncurkan dengan khidmat di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, pada 26 November 2021 bersama Yayasan Hari Puisi Indonesia.
Diterangkan Tiyo, Jumari Hs adalah sastrawan Indonesia yang lahir dan wafat di Kudus, Jawa Tengah. Ia dikenal melalui karya puisi, cerpen, dan esai yang termuat di berbagai media massa. Namanya harum di dunia sastra Asia Tenggara karena kiprah dan jasanya.
Jumari Hs adalah telaga. Adalah mata air bagi siapa saja yang ingin belajar sastra. Kisah kepenyairannya penuh keringat dan air mata. Adalah inspirasi bagi siapa saja. Sekali lagi. Adalah telaga.
Sayembara Baca Puisi dari buku Tembang Puisi bagi Jumari dan Parade Puisi Mendedah Jumari adalah usaha untuk siapa saja menyerap sebanyak-banyak partikel air dari telaga itu. Itu. Dimana, merupakan kegiatan pamungkas yang akan menuntaskan proses penerbitan Tembang Puisi bagi Jumari.
“Rangkaian kegiatan di atas diharapkan bisa menjadi tonggak dari kemajuan sastra di kota yang Jumari Hs dan kita semua cintai yakni Kudus,” pungkasnya.
Sementara peserta nomor 32, Sigit mengatakan sangat mengapresiasi digelarnya kegiatan tersebut. Pasalnya, dia mengaku sudah merindukan acara semacam itu sejak pandemi melanda.
“Saya Apresiasi panitia yang telah menyelenggarakan event lomba tersebut semenjak pandemi, terlebih buat kalangan pencinta sastra dan puisi,” paparnya. (AS/YM)