Ratusan Siswa SD dan MI Ikuti Lomba Coding dan E Sport SMP 1 Muhammadiyah Kudus

oleh -1,522 kali dibaca
Sejumlah siswa SD yang menjadi salah satu peserta tim e sport mobile legend saat bertanding di Spemution codelicious 2023 di SMP 1 Muhammadiyah Kudus (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Ruang aula SMP1 Muhammadiah Kudus yang juga dikenal sebagai satu-satunya sekolah coding di Kudus menjadi riuh saat sebuah tim memenangkan pertandingan game Mobil Legend, sementara tim peserta lawannya tampat terlihat lesu saat perjuangan kelompoknya gagal dan berhasil dipatahkan lawannya.

Suasana itu tergambar pada even Lomba Spemution Codelicious 2023 yang diikuti ratusan siswa sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kudus. Mereka nampak sibuk dengan gadget atau gawainya masing-masing serta earphone di telinganya, mereka bertarung antar tim yang masing-masing tim ada yang beranggotakan 5 siswa ada yang 6 siswa termasuk satu pemain cadangan.

Kepala SMP 1 Muhammadiyah Kudus, Ali Zamroni menuturkan bahwa saat ini tengah dilangsungkan Lomba Spemution Codelicious 2023 yang kependekan bebas dari SMP 1 Muhammadiyah Competition and Coding berupa lomba E-Sport Mobile Legend dan Lomba Coding untuk siswa SD dan MI se-Kabupaten Kudus.

Lomba E-Sport Mobile Legend diikuti oleh sekitar 135 siswa yang terbagi menjadi 24 tim, di mana masing-masing tim terdiri dari 6 peserta. Sedangkan sekolah yang mendaftar untuk mengikuti lomba game online ini ada sebanyak 23 siswa.

“Jadi ada satu sekolah yang mendaftarkan dua tim. Kemarin kita memang tidak membatasi. Yang ikut ada sekolah negeri dan swasta, tapi paling banyak memang dari sekolah muhammadiyah hampir semua ikut,” ujarnya, Kamis (09/02/2023).

Ali mengungkapkan, untuk lomba E-Sport Mobile Legend digelar dalam rangka untuk mewadahi anak dalam bermain game online, yang saat ini tengah digandrungi oleh anak-anak muda. Terlebih, game online juga saat ini telah menjadi cabang olahrag resmi dalam kegiatan Pekan Olahraga.

“Bahkan di tingkat Asia Tenggara pun juga ada. Jadi paling tidak kita bisa jadi jembatan bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi bermain gamenya,” terangnya.

Lomba ini juga digelar dengan maksud untuk membantu para orangtua dalam memahami manfaat bermain gadget yang positif bagi anak. Bahwasanya bermain gadget, utamanya game bisa diarahkan kepada hal-hal yang bisa membantu mengembangkan potensi anak.

“Teknologi ga bisa dilawan, yang bisa kita lakukan adalah menyikapinya. Even ini dalam rangka mengarahkan agar anak tidak mengarah pada game yang negatif. Karena sekarang banyak orang profesi jadi gamers,” pungkasnya.

Sementara untuk peserta lomba coding diikuti oleh 80 siswa yang akan digelar pada Sabtu mendatang. Semula targetnya yakni 50 siswa. Berhubung banyak desakan dari calon peserta untuk ikut kompetisi akhirnya kuota ditambah.

“Untuk lomba coding sebelumnya memang kami gelar workshop bagi peserta terlebih dahulu selama satu hari sekitar 3 jam. Kami ajari coding supaya saat lomba tidak gagap dan bisa berlangsung lancar” kata Ali Zamroni.

Dalam kompetisi nanti peserta ditantang untuk membuat coding for game karena coding sendiri ada beberapa klasifikasi seperti coding for game, coding for web, coding for android, dan coding for robotic.

“Coding for game adalah yang paling sederhana,” kata dia.

Baik kompetisi coding maupun Mobile Legends merupakan yang pertama digelar di SMP 1 Muhammadiyah Kudus. Kompetisi ini sekaligus untuk meneguhkan bahwa SMP 1 Muhammadiyah Kudus merupakan sekolah coding satu-satunya di Kudus.

“Rencananya setiap tahun akan kami gelar lomba coding  dan esport secara rutin,” kata Ali Zamroni.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kudus, Harjuna Widada, mendukung kompetisi tersebut. Menurutnya game dan teknologi sudah menjadi bagian dati tumbuh kembang anak. Untuk itu anak tetap harus mendapatkan pendampingan dari guru saat di sekolah. Begitu saat di rumah orangtua juga harus tetap melakukan pendampingan.

“Supaya anak pegang hape untuk kegiatan yang positif. Ini salah satunya diadakan di SMP 1 Muhammadiyah Kudus,” kata Harjuna.

Fahriza Fadli Ardiansyar, salah satu siswa MI Muhammadiyah 1 Kudus yang ikut dalam lomba, mengaku senang bisa beradu bakat dalam permainan E-Sport Mobile Legend. Siswa kelas 6 ini mengaku sudah senang bermain game online sejak duduk di bangku kelas 5.

“Biasanya main sampe 2 jam, soalnya kalau lebih dari 2 jam dimarahin orangtua,” katanya.

Menurut penuturannya, tidak ada persiapan khusus dalam mengikuti lomba E-Sport Mobile Legend ini. Dirinya bermain seperti biasanya dan menikmati permainan tanpa rasa gugup atau takut. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :