KUDUS, isknews.com-Potensi Ekonomi dengan dukungan Industri Rokok menjadikan daerah ini terkenal secara luas dengan sebutan Kota Kretek. Terdapat beberapa perusahaan rokok yang cukup terkenal antara lain: PR. Djarum, PR. Nojorono, PR. Sukun, PR. Jambu Bol dan masih banyak lagi perusahaan rokok yang berskala sedang dan kecil.Disamping Rokok terdapat Industri kertas dan elektronika yang di produksi oleh PT. Pura Barutama dan PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron).
Berdasarkan data statistik dihimpun isknews.com, dan Dinas Perindustrian Koperasi UMKM Kabupaten Kudus, (3/8), potensi Industri di Kabupaten Kudus terdiri atas, perusahaan rokok 225 unit, jumlah tenaga kerja (naker) 80.000 orang, jenang 45 unit (390 naker), gula merah 288 unit (1.995 naker), sirup 44 unit (171 naker), pakaian jadi 1.381 unit (15.232 naker), mebel kayu 324 unit (1.215 naker), alat pertanian 311 unit (2.328 naker), kertas/percetakan 62 unit (7.785 naker) dan perusahaan elektronik 2 unit, jumlah naker 1.788 orang.
Diantara potensi industri yang menjadi unggulan Kabupaten Kudus, adalah industri rokok, bordir, pakaian jadi (konfeksi) dan industri kayu serta mebel. Untuk industri rokok, keberadaan Industri rokok tidak dapat dipisahkan dari Kabupaten Kudus yang disebut sebagai Kota Kretek. Industri rokok dimulai sekitar tahun 1909 oleh pengusaha rokok bernama Niti Semito yang memproduksi rokok merek “BAL TIGA” Sampai akhir tahun 2004 potensi Industri Rokok sebanyak 225 unit usaha, terdiri dari Industri Perumahan, Kecil, dan Besar dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 80.999 orang, lokasinya menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Kudus. Industri rokok terbesar di kudus adalah : PT. Djarum, PR. Sukun, PR. Nojorono, dan PR. Jambu Bol yang mampu menyerap sebagian tenaga kerja yang ada.
Industri bordir, terkenal karena produknya yang beraagam, yakni selain busana muslim, taplak meja, tatakan gelas, seprei, sarung batal / guling dengan motif hiasan Bordir merupakan salah satu jenis kerajinan yang terbuat dari kain ukiran dari benang , sehingga kelihatan cantik dan menarik serta mempunyai nilai seni.
Sentra kerajinan bordir Kabupaten Kudus terdapat di desa Rahtawu, Karangmalang, Padurenan, Getasrabi Kec.Gebog, desa Demangan, Janggalan, Kajeksan, Damaran dan Langgar Dalem Kec.Kota Kudus. Dari dua sentra ini, nilai investasi serta nilai produksi masing-masing sebesar 11.586.769 juta rupaih dan 80.917.4047 juta rupiah.
Sementara untuk Pakain Jadi ( konfeksi ), menghasilkan antara lain : kemeja, hem putra dan putri, pakaian anak-anak dan dewasa yang mempunyai kualitas tinggi. Jumlah unit usaha pakaian jadi sebanyak 1.381 unit yang menyerap tenaga kerja 15.232 orang. Sentra industri konveksi di Kabupaten Kudus terdapat di desa Pengganjaran, Pedawang, Ngembalrejo Kec.Bae dan desa Menawan, Karangmalang, Getasrabi Kecamatan Gebog Di Kabupaten Kudus banyak tumbuh dan berkembang unit-unit usaha bordir, dengan lokasi menyebar di 4 (empat) Kecamatan sebagai Sentra nya. yang terbesar di Kecamatan Kota terdaat di Desa Janggalan, Langgar Dalam, Kajeksan, dan Kerjasan.
Sedangkan untuk industri kerajinan kayu dan mebel di Kabupaten Kudus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Produk yang dihasilkan antara lain : meja, kursi, almari, rak buku, hiasan dinding. Disamping itu juga ukir-ukiran khas Kudus yang disebut dengan “ Gebyok “. Ukiran ini mempunyai nilai seni dan artistik tinggi yang merupakan ciri khas rumah adat Kudus tempo dulu. Dengan demikian ukir-ukiran gebyok juga mempunyai nilai budaya bagi masyarakat Kudus.
Lokasi sentra meubel tersebar di 7 (Tujuh) Wilayah kecamatan, meliputi: Kecamatan Gebog, Kaliwungu, Jekulo, Kota, Bae, dan Mejobo . Nilai produksi sebesar 448.165,76 juta rupiah dengan jumlah unit usaha sebanyak 52 buah dan tenaga kerja sebesar 4.284 orang, tersebar di kecamatan Kota Kudus, Kaliwungu, Jati dan Jekulo. (DM)