Rubah Kecenderungan Anak Bermain Gadget Melalui Interaksi Positif

oleh -988 kali dibaca
Foto: Ilustrasi gadget. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Perkembangan teknologi tidak melulu berbuah positif bagi perkembangan anak-anak. Sebab di masa itu, buah hati cenderung meniru apa yang dilihat dan didengarkan, apalagi dalam fitur yang berada di gadget ada konten-konten yang tidak diperuntukkan bagi anak-anak.

Tentu, hal tersebut sangat riskan bagi pola pertumbuhannya. Misalnya dalam aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Proses-proses tersebut mulai tergeser ke arah yang berbeda dari sebelumnya karena cepatnya teknologi.

Salah satu teknologi yang memudahkan anak untuk belajar sekaligus bermain adalah gadget (gawai –red). Meski begitu, pengawasan dari orang dewasa khususnya orangtua sangat dibutuhkan. Pasalnya, pemakaian gadget tersebut juga dapat menjadi candu yang akan sulit untuk ditanggulangi dan mengakibatkan pola prilaku yang menyimpang, jika tidak dalam pengawasan yang tepat.

Diketahui, gadget merupakan bagian dari alat komunikasi yang pada saat ini menjadi bukti kemajuan dari berbagai kondisi, untuk itu dari orang dewasa sampai anak-anak sulit untuk menghindari tidak menggunakannya.

“Penggunaan gadget secara continue akan berdampak buruk bagi pola perilaku anak dalam kesehariannya. Anak-anak yang cenderung terus-menerus menggunakan gadget akan sangat tergantung dan menjadi kegiatan yang harus dan rutin dilakukan oleh anak dalam aktifitas sehari-hari, tidak dipungkiri saat ini anak lebih sering bermain gadget dari pada belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,” terang Dosen STAIN Kudus, Bahauddin, Sabtu (20-01-2018).

Hal ini sangat mengkhawatirkan, sebab pada masa anak-anak psikologisnya masih tidak stabil. Juga, memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi dan berpengaruh pada meningkatnya sifat konsumtif pada anak-anak, untuk itu penggunaan gadget pada anak-anak perlu mendapatkan perhatian khusus dari orangtua.

Keberadaan orangtua bertujuan untuk memberikan respon positif lewat interaksi dalam permainan baru. Dengan diajak bermain bersama, anak biasanya akan lupa dengan gadgetnya.

“Saat dialihkan dari gawainya, jangan biarkan anak bermain sendiri, melainkan didampingi orangtua. Jika anak hanya dilarang memegang gadgetnya, lalu aktivitasnya itu tidak diganti dengan yang lain, pasti anak akan merengek lagi meminta gadget,” pesannya.

Lebih lanjut, beberapa kasus mengenai dampak negatif dari smartphone ini, sering sekali menimpa anak-anak. Mulai dari kecanduan internet, game, dan juga konten-konten yang berisi pornografi.

Untuk jenis permainan, mencontohkan orangtua bisa mendampingi anak saat bermain air. Dalam pendampingan itu, berikan interaksi seperti mengajarkan alasan sebuah barang tenggelam, muncul dan mengambang.

“Tentunya dengan memperagakan dengan benda-benda tertentu seperti mainan bebek dari karet,” Bahauddin melanjutkan, “Dengan begitu, anak-anak akan temukan pengalaman baru yang tidak dia dapat di gagdet. Mereka akan berpikir, oh ternyata main dengan ini lebih menarik karena bisa memegang, menarik dan merasakan air sebenarnya.” (AJ/AM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.