Saat Panen Langsung Ditebas Tengkulah di Tempat Petani Kudus Tidak Pernah Menyimpan Gabah

oleh -1,162 kali dibaca
BISNIS/ARMIN ABDUL JABBARDua orang pekerja menjemur gabah hasil panen di Desa. Ciheulang Kec. Ciparay Kab. Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/8). Dalam dua bulan terakhir harga gabah basah mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp300.000 per kuintal menjadi Rp350.000 yang dipicu tingkat permintaan yang tinggi dipasaran.

KUDUS, isknews.com – Petani di Kabupaten Kudus, sudah sejak lama tidak pernah menyimpan gabah hasil panen, baik di dalam rumah maupun tempat yang disediakan pihak desa, karena begitu tiiba saat untuk dipanen, langsung ditebas oleh tengkulak di tempat atau di sawah milik petani tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan Kehutanan Kabupaten Kudus, Budi Santosa, mengatakan hal itu, saat dihubungi isknews.com, Rabu (11/11) , di ruang kerjanya. Menurut dia, jual beli hasil panen antara tengkulak itu sudah berlangsung bertahun-tahun, dan tidak pernah ada masalah, karena tengkulak membeli gabah hasil panen petani, sesuai taksiran harga yang berlaku di pasaran. “Pada musim panan lalu, harga per kilogram cukup tinggi, yakni Rp 4.600, untuk gabah kering panen (GKP). “
Menyangkut hubungan perdagangan gabah antara petani dan tengkulak tersebut, dia menegaskan, pihak dinas tidak tidak pernah mencampuri, sepanjang tidak ada yang merasa dirugikan. Selaku SKPD terkait, tugasnya adalah bagaimana meningkatkan produksi padi, dari mulai pra tanam, pembenihan, masa tanam, hingga masa panen. Sehingga jika semuanya berjalan lancar, diharapkan bisa memenuhi target produksi padi, atau beras seperti yang ditetapkan oleh Pemkab.
“Kami sudah panen, itu urusan petani, mau dijual langsung kepada tengkulak semua, atau disimpan sebagian, yang penting, setelah panen, petani mendapatkan uang dan keuntungan, sesuai kerja keras mereka.”
Budi menambahkan, hasil panen pada musim tanam lalu, cukup baik, yakni rata-rata mencapai 7 -9 ton GKP per hektar. Bahkan kalau kondisi cuaca mendukung dan serangan hama minim, hasil panen itu bisa mencapai 9 -10 ton GKP per hektar. “Untuk musim tanam (MT)-1 ini, walaupun hujan sudah mulai turun, hasil panennya diharapkan akan lebih baik.” (DM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :