Kudus, isknews.com – Dua cabang olahraga bela diri pada PON Bela Diri Kudus 2025, sambo dan shorinji kempo, mulai dipertandingkan pada Sabtu (18/10) pagi di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Sejak pagi, para atlet dari berbagai provinsi tampak antusias mengikuti laga perdana yang menjadi ajang pembuktian di nomor masing-masing.
Pada ajang multi-event ini, cabang olahraga sambo menggelar rangkaian pertandingan selama empat hari penuh. Sebanyak 27 kelas dipertandingkan, mencakup nomor sport dan combat untuk kategori putra maupun putri. Pada hari pembuka, delapan kelas langsung dimainkan, masing-masing terdiri atas empat nomor sport dan empat nomor combat, yang menjadi awal dari persaingan ketat para atlet dalam memperebutkan medali emas pertama di cabang olahraga ini.
Untuk nomor sport, kategori yang dipertandingkan adalah kelas -53 kg dan -58 kg putra, serta -47 kg dan -50 kg putri. Adapun di nomor combat, bobot yang dilombakan juga sama untuk putra dan putri. Secara keseluruhan, sebanyak 27 kelas yang dipertandingkan hingga Selasa (21/10).
Yusril Mahendra atlet kontingen Sumatera Barat menjadi salah satu peserta yang sukses merebut medali emas cabang olahraga sambo. Atlet kelahiran 27 Februari 2000 itu awalnya datang bersama rombongan kontingen dari Sumatera Barat dengan menempuh perjalanan darat yang panjang ke Kudus. Perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dan memakan waktu selama tiga hari dan dua malam. “Kita jalan tidak terlalu dipaksakan untuk non-stop, ada waktu istirahat untuk makan atau tidur, kita berhenti dulu lalu lanjut jalan lagi,” ungkapnya.
Setibanya di Kudus dua hari sebelum cabang olahraga sambo bergulir, Yusril memilih untuk tidak langsung melakukan latihan persiapan akhir dan lebih memulihkan kondisi tubuhnya setelah menempuh perjalanan panjang. Semua rasa lelah dan perjuangan itu akhirnya terbayar lunas. Meski baru di babak penyisihan, Yusril tak kuasa menahan haru, matanya berkaca-kaca usai sukses menaklukkan Husni Hairil atle asal Kalimantan Barat. “Ini revans, saya pernah kalah dulu sewaktu kejuaraan nasional. Senang sekali, tapi perjuangan saya untuk tim Sumbar belum selesai,” tuturnya.
Yusril, yang turun di kelas -53 kg sport putra, melanjutkan tren positif dengan tampil gemilang sejak mengalahkan Husni hingga akhirnya menembus partai puncak. Pada laga perebutan medali emas, atlet asal Sungai Geringging, Padang Pariaman itu, berhasil menaklukkan Abillah Muhammad Delkvainlt dari Kalimantan Timur melalui pertarungan sengit. “Syukur Alhamdulillah. Lawannya cukup kuat, tapi saya berusaha tetap konsisten dan fokus sampai akhir. Hasilnya, medali emas!” ujar Yusril, dengan penuh rasa bangga.
Pelatih tim sambo kontingen Sumbar Hendri Gusman Darma bersyukur seluruh atlet yang diboyongnya tiba di Kudus dalam kondisi bugar, meski menempuh perjalanan panjang lewat darat. Dengan keterbatasan biaya, ia memilih tema “sport tourism” sebagai solusi kreatif, sehingga bisa membawa 25 anggota tim, yang terdiri atas 20 atlet dan lima ofisial sekaligus, bukan hanya lima atau enam anggota jika lewat udara. “Saya pun merangkap sebagai sopir. Dengan dua mobil dan berhasil meraih dua medali pada cabang olahraga sambo, Alhamdulillah, rasanya terbayar semua kelelahan anak-anak ini,” ujarnya.
Pada saat bersamaan, cabang olahraga shorinji kempo resmi memulai pertandingannya, diawali dengan upacara tradisi khas shorinji kempo yang sarat makna dan disiplin. Usai seremoni pembukaan, atmosfer persaingan langsung memanas dengan digelarnya babak penyisihan yang menampilkan 28 pertandingan dari nomor randori dan embu, mempertemukan para atlet kempo terbaik dari berbagai provinsi yang berambisi merebut medali perdana bagi daerah asal mereka.
Sementara, cabang olahraga pencak silat menuntaskan hari pertama rangkaian pertandingan pada PON Bela Diri Kudus 2025, Jumat (17/10), dengan menyuguhkan duel-duel sengit sejak babak awal. DKI Jakarta tampil dominan dengan meloloskan enam pesilat ke babak berikutnya, disusul Sumatra Utara (lima atlet), serta Jawa Timur (empat atlet). Adapun Bali, Jawa Tengah, dan Jambi, masing-masing berhasil meloloskan tiga wakil. Kejutan besar terjadi di kelas A putri, ketika pesilat muda asal Papua Barat Daya, Indra Budi Yanti, dapat menumbangkan unggulan asal Jawa Barat, Ashalia Azhari, dalam pertarungan ketat.
Pertandingan cabang olahraga pencak silat kembali bergulir pada Sabtu (18/10) dengan menggunakan tiga arena. Memasuki hari kedua rangkaian cabang olahraga asli Indonesia ini, sebanyak 79 pertandingan digelar, mencakup nomor tanding di kategori kelas A hingga F untuk putra dan putri, serta menampilkan nomor jurus tunggal putra dan putri, yang memperlihatkan keindahan teknik, ketepatan gerak, dan semangat juang, para pesilat dari berbagai daerah.
Technical Delegate cabang olahraga pencak silat, Agung Nugroho, menilai bahwa meski dua hari terakhir masih dalam babak penyisihan untuk nomor tanding dan jurus, para pesilat yang tampil sudah memperlihatkan perkembangan yang baik. Sejumlah pesilat muda tersebut, dinilainya, memiliki potensi besar dan tampil penuh percaya diri berkat pengalaman berlatih bersama para atlet senior. Menurut Agung, performa mereka menjadi sinyal positif bagi masa depan pencak silat Indonesia. “Untuk atlet-atlet muda ini, teknik dan taktik sudah bagus. Fisiknya pun sudah lumayan, tetapi kematangan mental dalam bertanding itu yang harus terus diuji. Oleh karenanya, semakin banyak event yang diikuti, baik event daerah maupun internasional, itu yang dapat membantu dalam mengembangkan mental sang atlet. Semakin banyak pertandingan, atlet itu semakin lebih matang,” pesannya. (AS/YM)






