Sandal Jepit Ukir Tembus Pasaran Luar Negeri

oleh -1,199 kali dibaca
Foto: Souvenir pernikahan dari sandal jepit. (istimewa)

Pati, ISKNEWS.COM – Sebuah ide bisa datang dari mana saja, meskipun unik dan dirasa tidak menarik oleh sebagian orang, namun jika kita bisa menampilkan keunikan ide tersebut menjadi sebuah karya seni yang memikat, bisa dipastikan akan mengundang kekaguman. Bahkan, tidak jarang berawal dari ide unik dan sederhana, akhirnya mampu mendatangkan keuntungan materi yang berlipat.

Mochlisin misalnya, pemuda asal Desa Tayu kulon, kecamatan Tayu, Pati, Jawa tengah ini, dengan menggunakan sandal jepit mampu membuahkan hasil karya yang unik, bahkan laku dijual di pasaran.

Jika selama ini sandal jepit yang sering kita pakai sebatas dapur dan halaman, namun ditangan kreatif Mochlisin, sandal Jepit tidak hanya sekedar menjadi alas kaki semata, dengan ide seninya, sandal japit bisa mendatangkan untung. Bahkan tidak sekedar menjadi alas kaki, namun juga dijadikan hiasan dinding.

Membuat sandal jepit ukir memang tidak mudah, hanya sedikit orang yang bisa membuatnya, karena disamping membutuhkan ketelatenan, usaha ini juga membutuhkan keahlian dalam seni lukis yang bisa dituangkan ke media berupa sandal spon atau sandal jepit.

Foto: Mochlisin mengukir sandal jepit dengan peralatan sederhana. (istimewa)

Usaha yang sudah berjalan sekitar empat tahun ini, berawal saat Moclisin menganggur. Meski sudah berulang kali melamar kerja, namun hasilnya nihil. Pemuda ini nyaris putus asa. Tetapi disatu hari, Mochlisin iseng menorehkan ujung cutter di atas sandal jepitnya.

“Saat itu hanya iseng saja karena tidak punya pekerjaan. Lagi pula saya ingat waktu masih di pondok pesantren dulu,” tuturnya.

Dulu, imbuh Mokhlisin, ketika masih tinggal di pesantren, dia dan sejumlah santri lainnya sering menandai sandal jepit yang mereka pakai. Salah satunya dengan mengukir inisial nama pada sandal tersebut. Dari iseng karena belum mendapat pekerjaan tetap itulah, akhirnya muncul ide untuk membuat sandal yang beda dengan sandal pada umumnya. Ditambah keahlian mengukir Mokhlisin yang diperoleh ketika masih mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Akhirnya, dengan segala keahliannya dalam olah kreasi, dia pun berhasil menyelesaikan idenya yang dituangkan di atas media sandal jepit berbahan spon tersebut.

“Kejadian itu sekitar enam tahun lalu, mas ,” jelas Mochlisin saat dikunjungi beberapa waktu lalu di rumahnya, yang sekaligus menjadi tempat produksi.

Diluar perkiraan Mochlisin, sandal ukir kreasi pertamanya menarik minat teman-teman sekampung. Merasa mendapat dukungan dan penghargaan atas karyanya, Mochlisin pun kembali membuat, namun dengan kreasi yang lain.

Foto: Tidak hanya sebagai alas kaki, jika dikreasi dengan indah sandal jepit pun menjadi hiasan dinding. (istimewa)

Dengan peralatan yang sederhana, dicobalah membuat desain serta motif yang berbeda. Dia mencoba membuat sandal jepit dengan motif bunga. Tidak memakan waktu lama, sandal yang tadinya biasa saja, mulai tampak anggun, cantik dan mewah. Tidak berhenti disitu, aneka motif mulai dia ciptakan mulai dari logo tim sepak bola, hingga foto diri pemesan.
Respon positif dari teman serta para tetangganya, semakin menambah semangat Mochlisin untuk membuat gambar yang lebih menarik lagi.

Ada kalanya Mochlisin kehabisan ide dalam membuat motif, namun dia tidak segan-segan meminta bantuan dari teman-temannya untuk mencarikan motif yang sesuai dengan kebutuhan pesanan para pembeli.

Sedikit demi sedikit pembeli dan pesanan mulai mengalir. Pada akhirnya Mochlisin mulai merasa yakin, jika apa yang dia geluti itu adalah merupakan jalan hidupnya. Meski dengan peralatan produksi seadanya, serta lokasi produksi yang jauh dari pusat kota Pati, namun dia merasa yakin jika usahanya akan berkembang dengan baik.

Untuk memperkaya motif, Mochlisin memanfaatkan internet untuk berselancar. Namun dia tidak menjiplak secara keseluruhan, motif dari internet tersebut dimodifikasi sesuai dengan idenya. Dengan memanfaatkan dunia maya itulah, sandal ukir hasil desainnya mulai dikenal masyarakat luas. Pemesan tidak hanya dari dalam kota, namun banyak juga dari luar kota. Bahkan, tidak jarang pembeli yang kemudian menjual kembali sandal ukir hasil karyanya.

Semakin banyaknya peminat, ternyata menjadi kendala tersendiri bagi Mochlisin, selain keterbatasan waktu, tenaga yang membantu produksi pun masih kurang, sehingga tidak mampu memenuhi target pemesanan.

Seiring perkembangan waktu, sandal jepit ukir tidak hanya menjadi pemanis saat dipakai, akan tetapi juga mulai menjadi hiasan dinding maupun dipadukan dengan jam dinding.
“Untuk jam dinding ini merupakan produk kreasi saya yang terbaru,” jelas Mokhlisin.

Dengan diberi bingkai atau pigura, sandal jepit ukir karya Mochlisin kelihatan menjadi barang mewah dan layak untuk dijadikan souvenir. Beberapa ukiran dalam sandal jepit tidak hanya bermotif bunga, untuk hiasan dinding terkadang juga ada ukiran kaligrafi.

Sandal ukir buatan Mochlisin ini dijual berkisar antara Rp 30 ribu rupiah hingga Rp 50 ribu , tergantung tingkat kerumitan serta kesulitannya. Sedangkan untuk hiasan dinding harganya bisa mencapai ratusan ribu dengan ukuran bingkai besar.

Berkat memanfaatkan kemajuan teknologi dan luasnya jaringan internet, pemesanan mulai merambah hampir di seluruh Indonesia, bahkan ada juga pemesan dari Hongkong, Singapura dan Malaysia.

“Sampai saat ini saya juga mempunyai pelanggan dari Amerika, yang rutin memesan dalam jumlah tertentu.” pungkasnya. (IN/RM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :