Lawang sewu adalah sebuah bangunan tua peninggalan Belanda pada saat menjajah negara Indonesia. Lawang sewu adalah sebagai tempat persinggahan juga sebagai gedung percetakan.Dan ini merupakan sejarah yang terjadi Lawang Sewu tersebut.
Pada akhir tahun 1863 Nederlandsch Indische Spoorweg Maatchappij (NIS) telah menguasai lahan seluas 18.232 meter persegi yang berlokasi di bunderan Tugu Muda Semarang yang dahulu di sebut Wilhelmina Plein, persimpangan Bodjongweg (sekarang Jalan Pemuda). Kemudian seorang arsitek bernama Ir. P. de Rieu ditugaskan untuk merancang dan membangun rumah penjaga dan gedung percetakan di lokasi tersebut. Bersamaandengan itu sang arsitek juga di minta untuk membuat desain Gedung Utama yang diperuntukkan sebagai kantor Nederlandsch Indische Spoorweg Maatchappij (NIS).
Nama Lawang Sewu berasal dari julukan (Paraban bahasa jawa) yang diberikan masyarakat Semarang. Lawang memiliki arti “pintu” dan Sewu artinya “seribu”, sebuah toponim terhadap bangunan ini sejak berpuluh tahun lalu karena memiliki pintu yang jumlahnya sangat banyak.
Setelah digunakan beberapa tahun, kebutuhan ruang kerja di gedung utama dirasa tidak memadai lagi sehingga diputuskan untuk membangun gedung tambahan disisi timur laut. Gedung ini dibangun tahun 1916 dan selesai 1918 dengan ukuran 23meter x 77 meter. Sekilas bangunan ini mempunyai gaya arsitektur yang hampir sama dengan bangunan utama, tetapi dari segi konstruksinya berbeda. Bangunan baru menggunakan konstruksi beton bertulang sehingga dinding batu bata tidak memikul beban, sementara bangunan utama menggunakan sistem bearing wall (struktur dinding memikul). Selain karena kemajuan teknologi, konstruksi beton bertulang bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan bahan bangunan lokal pihak NIS belajar dari pengalaman terdahulu yang kerap terjadi kesulitan karena bahan bangunan harus impor.
Setelah kemerdekaan, bangunan ini dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Lawang sewu sekarang menjadi tempat wisata kota semarang yang cukup terkenal, banyak pengunjung yang penasaran dengan adanya tempat wisata tersebut. Sehingga wisatawan dari berbagai daerah bahkan manca negara pun tak mau ketinggalan untuk berkunjung dan melihat bangunan bersejarah tersebut. (L-R)