Serunya Pletokan: Permainan Tradisional yang Menghidupkan Kembali Nostalgia Masa Kecil

oleh -478 kali dibaca
Foto : ISKNEWS.COM

Kudus, Isknews.com – Pletokan / cetokan adalah permainan tradisional sederhana yang menjadi bagian dari kenangan masa kecil banyak anak di Indonesia. Permainan ini menggunakan “senapan” sederhana yang dibuat dari bambu atau batang tanaman tertentu, seperti pelepah pisang atau pohon jambu.

Pletokan berfungsi layaknya alat “tembak-tembakan,” di mana anak-anak menggunakannya untuk menembakkan proyektil kecil, biasanya berupa kertas basah, buah kecil, atau potongan daun yang dibentuk menjadi bola kecil.

Di era sebelum gawai dan teknologi canggih hadir dalam keseharian, anak-anak di berbagai daerah Indonesia menciptakan keseruan sederhana melalui permainan seperti pletokan. Menggunakan alat berbahan bambu atau batang tanaman sebagai “senapan,” pletokan memberikan sensasi bermain tembak-tembakan yang seru dan penuh tawa.

Permainan pletokan tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kreativitas karena alat ini biasanya dibuat sendiri, dengan bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar. Anak-anak akan memotong bambu atau ranting kecil, lalu merangkainya menjadi senapan sederhana.

Peluru pletokan biasanya berupa kertas basah, buah kecil, atau daun yang digulung, yang ditembakkan dengan bunyi khas “pletok”—bunyi yang memberi nama permainan ini.

Selain memberikan keseruan, pletokan juga membawa rasa kebersamaan dan persahabatan. Anak-anak bermain bersama, berlari, dan bersembunyi dalam suasana permainan yang sederhana namun menggembirakan.

Permainan ini menjadi simbol masa kecil yang bebas, penuh petualangan, dan kaya dengan imajinasi. Hingga kini, pletokan tetap dikenang sebagai salah satu permainan tradisional yang tak tergantikan, menjadi bagian dari nostalgia masa kecil yang penuh warna.

Cara kerja pletokan cukup mudah. Alat pletokan biasanya terdiri dari dua bagian: batang bambu sebagai laras, dan tongkat yang lebih kecil sebagai pendorong. Proyektil kecil dimasukkan ke ujung laras bambu, lalu anak-anak mendorongnya dengan tongkat kecil di bagian belakang hingga terdengar bunyi “pletok” khas. Suara ini menjadi daya tarik tersendiri yang membuat permainan semakin seru.

Pletokan sering dimainkan secara berkelompok, di mana anak-anak saling “menembak” satu sama lain dalam suasana permainan petak umpet atau perang-perangan yang sederhana. Meski hanya permainan, pletokan mengajarkan anak-anak tentang kreativitas, persahabatan, dan kegembiraan tanpa teknologi atau biaya mahal.

Bagi yang pernah memainkannya, pletokan bukan sekadar mainan; permainan ini menjadi pengingat masa kecil yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan di luar ruangan, menciptakan kenangan yang melekat hingga dewasa.

KOMENTAR SEDULUR ISK :